Sabtu, 09 Juni 2012

KAJIAN HERMENEUTIK DENGAN MENGGUNAKAN KRITIK NARATIF TERHADAP KISAH “KAIN DAN HABEL”


KAJIAN HERMENEUTIK DENGAN MENGGUNAKAN KRITIK NARATIF TERHADAP KISAH
“KAIN DAN HABEL”
(קַיִן וַהֶבֶּל)
KEJADIAN 4:1-16

1.      MEMBACA CERMAT
2.      RINGKASAN CERITA DALAM ADEGAN-ADEGAN
a)      Adegan yang pertama (4:1-2), dimulai dengan kisah mengenai seorang manusia yang bersetubuh dengan Hawa istri dari manusia itu. Dengan persetebuhan yang dilakukan antara manusia dengan Hawa istrinya, maka mengandunglah istri dari manusia itu dan melahirkan anak yang pertama. Nama anak yang pertama adalah Kain karena kata perempuan itu:”Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan”. Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain. Habel menjadi seorang gembala kambing domba sedangkan Kain menjadi seorang petani.
b)      Adegan yang kedua (4:3-5a), adalah cerita mengenai persembahan yang diberikan oleh Kain dan Habel. Diceritakan bahwa, setelah beberapa waktu yang lama maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah, kepada TUHAN sebagai korban persembahan. Demikian juga dengan adiknya Habel mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yaitu lemak-lemaknya; dari hasil korban yang diberikan Hebel, maka TUHAN mengindahkan apa yang diberikan Habel kepada TUHAN. Sedangkan korban bakaran Kain tidak diindahkan oleh TUHAN.
c)      Adegan yang ketiga (4:5b-7), dijelaskan bahwa hati Kain menjadi panas ketika persembahannya tidak diindahkan oleh TUHAN. Selanjutnya dilanjutkan dengan percakapan antara TUHAN dengan Kain. Selanjutnya TUHAN berkata kepada Kain “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri jika engkau tidak akan berbuat baik, dosamu sudah mengintip di depan pintu dan engkau harus berkuasa atasnya”. Pada bagian ini pertanyaan TUHAN tidak dijawab oleh Kain.
d)     Adegan yang keempat (4: 8), terjadi suatu tragedi pembunuhunan ketika Kain yang panas hatinya mengajak adiknya Habel ke padang, lalu dipukulnya dan dibunuhnya.
e)      Adegan kelima (4: 9-10). Pada bagian ini TUHAN bertanya kepada Kain mengenai keberadaan adiknya yaitu Habel, dan Kain menjawab bahwa ia tidak tahu. Kemudian TUHAN bertanya kepada Kain mengenai perbuatannya. Selanjutnya TUHAN berkata bahwa darah adiknya berteriak-teriak kepada-Nya.
f)       Adegan keenam (14:11-12 )Selanjutnya TUHAN mengutuk Kain bahwa tanah yang akan diusahakannya tidak akan memberikan hasil penuh dan ia akan menjadi pelarian dan pengembara di bumi. Perkataan ini sebagai hukuman yang disampaikan TUHAN kepada Kain yang telah membunuh adiknya Habel
g)      Adegan ke tujuh (14:13-15), pada bagian ini Kain berkata kepada TUHAN bahwa hukumannya lebih besar dari pada yang dia tanggung. Katanya TUHAN telah menghalaunya dan dia akan bersembunyi  dari hadapan-Nya ketila ia akan menjadi pelarian dan pengembara di bumi maka pasti ia akan dibunuh. Selanjutnya dengan mendengar perkataan dari Kain maka TUHAN pun memberikan perlindungan kepada Kain bahwa barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat. Lalu TUHAN memberikan tanda kepadanya  agar Kain tidak dibunuh ketika bertemu dengan siapapun.
h)      Adegan yang kedelapan (14:16), pada bagian terakhir menceritakan bahwa Kain pergi dari hadapan TUHAN dan menetap ditanah Nod di sebelah Timur Eden.
3.      PERBANDINGAN TERJEMAHAN
v  KJV Genesis 4:1 And Adam knew Eve his wife; and she conceived, and bare Cain, and said, I have gotten a man from the LORD.( Dan Adam tahu istrinya Hawa, dan ia mengandung, dan telanjang Kain, dan berkata, saya mendapatkan seorang pria dari TUHAN)
NIV Genesis 4:1 Adam lay with his wife Eve, and she became pregnant and gave birth to Cain. She said, "With the help of the LORD I have brought forth a man." (Adam berbaring dengan istrinya Hawa, dan ia menjadi hamil dan melahirkan Kain. Dia berkata, "Dengan bantuan TUHAN saya telah melahirkan seorang pria.)
TB  Kejadian1:1 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, istrinya dan mengandunglah perempuan itu , lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu “Aku telah medapatkan anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN ”.
BIS Kejadian  4:1 Kemudian Adam bersetubuh dengan Hawa, istrinya, dan hamillah wanita itu. Ia melahirkan seorang anak laki-laki dan berkata, "Dengan pertolongan TUHAN aku telah mendapat seorang anak laki-laki." Maka dinamakannya anak itu Kain.
Catatan : Menurut KJV menerjemahkan Adam tahu istrinya Hawa, dan tidak dicantumkan bahwa Adam bersetubuh atau berbaring dengan Hawa seperti terjemahan yang lainnya seperti NIV,TB dan BIS. Kemudian yang tidak dimengerti bahwa Kain telanjang dalam bahasa yang digunakan oleh KJV (and bare Cain), sedangkan dalam NIV,TB dan BIS, diterjemahkan melahirkan Kain. Kemudian pada bagian yang terakhir diterjemahkan dalam KJV “, and said, I have gotten a man from the LORD, saya mendapatkan seorang pria dari TUHAN” sedangkan dalam ke tiga versi yang lain diterjemahkan bahwa Hawa mendapat seorang pria (menurut KJV dan NIV), anak laki-laki (menurut  TB dan BIS). Dari perbandingan terjemahan yang ada maka yang mudah dimengerti dari versi TB (Terjemahan Baru).
v  KJV Genesis 4:2 And she again bare his brother Abel. And Abel was a keeper of sheep, but Cain was a tiller of the ground.( Dan dia lagi telanjang saudaranya Habel. Dan Habel adalah penjaga domba, tetapi Kain adalah seorang penggarap tanah)
NIV Genesis 4:2 Later she gave birth to his brother Abel. Now Abel kept flocks, and Cain worked the soil (Kemudian ia melahirkan saudaranya Habel. Sekarang Habel penjaga kawanan, dan Kain bekerja tanah)
TB Kejadian 4:2 Selanjutnya dilahirkannyalah Hebel, adik Kain; dan Hebel menjadi gembala  kambing domba, Kain menjadi petani.
BIS Kejadian 4:2 Lalu Hawa melahirkan seorang anak laki-laki lagi, namanya Habel. Habel menjadi gembala domba, tetapi Kain menjadi petani.
Catatan: Menurut KJV menerjemahkan “And she again bare his brother Abel” yang diartikan dan dia lagi telanjang saudaranya Habel. Kata bere dalam versi KJV bisa diartikan telanjang,  gundul, kosong. Sedangkan dalam NIV menggunakan kata birth yang berarti melahirkan. Kemudian dalam terjemahan KJV Habel adalah penjaga domba dan Kain  sebagai penggarap tanah. Dalam terjemahan NIV hanya dituliskan bahwa Kain bekerja tanah dan Habel penjaga kawanan. Dalam TB dituliskan bahwa Kain menjadi petani sedangkan Hebel menjadi gembala kambing domba. Yang terakhir adalah BIS menuliskan bahwa Kain menjadi petani sedangkan Habel menjadi gembala domba. Dari keempat perbandingan terjemahan maka yang ada dua terjemahan yang mengundang perhatian yaitu NIV dan TB oleh LAI. Dalam NIV dicantumkan Hebel adalah penjaga kawanan, dan tidak tahu yang dimaksudkan kawanan hewan apa. Begitupun dengan TB oleh LAI dicantumkan bahwa kain adalah gembala kambing domba, dan hanya TB yang menggunakan nama kedua hewan ini. Dengan demikian yang bisa disetujui dari suatu ketepatan terjemahan untuk pekerjaan dari Kain adalah terjemahan KJV dan BIS bahwa pekerjaan Kain adalah gembala domba.
v  KJV Genesis 4:3 And in process of time it came to pass, that Cain brought of the fruit of the ground an offering unto the LORD. (Dan dalam proses waktu terjadilah, bahwa Kain membawa buah dari tanah sebagai korban kepada TUHAN)
NIV Genesis 4:3 In the course of time Cain brought some of the fruits of the soil as an offering to the LORD. (Dalam perjalanan waktu Kain membawa beberapa buah dari tanah sebagai persembahan kepada TUHAN.)
TB Kejadian 4:3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban.
BIS Kejadian 4:3 Beberapa waktu kemudian Kain mengambil sebagian dari panenannya lalu mempersembahkannya kepada TUHAN.
Catatan Menurut KJV dan NIV yang dipersembahkan oleh Kain adalah buah [1] untuk dipersembahkan kepada TUHAN, sedangkan dalam dalam TB dan BIS dikisahkan bahwa yang dipersembahkan Kain kepada TUHAN adalah sebagian dari hasil tanah (TB) atau panenannya (BIS). Dari perbandingan terjemahan yang ada maka dapat disetujui bahwa yang dibawah oleh Kain untuk dipersembahkan kepada TUHAN adalah buah.

v  KJV Genesis 4:5 But unto Cain and to his offering he had not respect. And Cain was very wroth, and his countenance fell. (Tetapi kepada Kain dan korban persembahannya itu Ia tidak menghormati. Dan Kain sangat gusar, dan wajah-Nya jatuh)
      NIV Genesis 4:5 but on Cain and his offering he did not look with favor. So Cain was     very angry, and his face was downcast.(tetapi Kain dan korban persembahannya itu           Ia tidak melihat dengan nikmat. Jadi Kain sangat marah, dan wajahnya tertunduk)
      TB Kejadian 4:5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu     hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram
BIS Kejadian 4:5 tetapi menolak Kain dan persembahannya. Kain menjadi marah sekali, dan mukanya geram.
Catatan : Menurut KJV ketika persembahannya tidak diindahkan oleh TUHAN maka ia sangat gusar dan wajahnya jatuh, demikian dengan NIV yang dapat diterjemahkan bahwa Kain sangat marah dan wajahnya tertunduk. Sedangkan dalam TB dikisahkan bahwa hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram. Begitupun dengan BIS dikisahkan bahwa Kain menjadi marah sekali dan mukanya geram. Ketika memperhatikan dari terjemahan naskah asli memang makna ekspresi yang bisa diterjemahkan adalah wajah kain jatuh. Namun dapat disepakati untuk ungkapan yang digunakan oleh TB bahwa muka Kain menjadi muram.

4.      CATATAN BERDASARKAN SENI DALAM NARASI
a)      Seni dalam kata-kata
            Ketika mencermati naskah Kejadian 4:1-16 maka perlu diperhatikan kata-kata penting yang dapat dikemukakan sebagai kata kunci dalam naskah ini. Kata kunci adalah kata-kata yang biasa ditemui dalam naskah atau kata-kata yang menjadi cirri khas dari penulis atau pencerita atau juga munculnya kata baru yang diistimewakan. Adapaun kata-kata itu adalah
v  Manusia: kata ini dalam bahasa Ibrani disebut (אָדָם) ('¹d¹m) kata benda maskulin tunggal  kata ini bisa diterjemahkan manusia namun bisa disebut sebagai nama, yang menunjuk kepada ciptaan manusia pertama yaitu Adam. Kata manusia yang bersifat tunggal muncul pada Kej 2:15[2] yang sama pada ayat 1.   

v  TUHAN(יהוה) YHWH kata absolute. Kata Ibrani Yahweh kadang-kadang diterjemahkan Yehowa. Sesungguhnya Yahweh adalah satu-satunya nama Allah. Dalam kitab Kejadian di mana saja perkataan syem (‘nama’) dihubungkan dengan Allah, nama tersebut adalah Yahweh.[3]

v  Firman (דָבָר) davar kata kerja maskulin tunggal absolut  dalam bahasa Ibrani davar . Akar kata ini berarti ‘hal yang ada dibelakang’. Jadi dalam suatu pengertian menunjuk kepada ‘kamar di belakang rumah’, yaitu Tempat Yang Maha Kudus di Bait Suci. Dalam psikologi Ibrani, ucapan seirang dianggap dalam pengertian tertentu  sebagai bagian dari kedirian si pembicara yang mempunyai keberadaan sendiri yang nyata. Maka ucapan atau Firman Allah dalam Alkitab ialah penyataan diri-Nya sendiri, dan kata davar bisa menunjuk kepada berita-berita tersendiri yang diberikan kepada para nabi atau kepada isi penyataan dalam keseluruhan.[4] Namun yang dipakai yang menunjuk kepada perkataan yang keluar dari mulut TUHAN Allah bukanlah davar melainkan “'¹mar[5] yang sama artinya dengan davar

v  Tanah (אֲדָמָה   '¦d¹mâ kata benda feminine tunggal absolute) Tanah yang ada di permukaan bumi ini, tempat segala tumbuh-tumbuhan dan semua yang hidup. Tanah dipakai untuk mezbah sementara.[6]


v  Tujuh (שִׁבְעָה  shiba`â kata sifat feminine dual absolute ) tujuh merupakan angka kramat yang menunjuk kepada angka kesempurnaan, tujuh merupakan angka yang tak bisa dipisahkan yang menujuk kepada pekerjaan Allah, sifat Roh Allah seperti tujuh kaki dian, dan sebagainya.[7]

b)      Seni dalam dialog.
Dalam cerita mengenai Kain dan Habel, narrator memperhatikan seni dalam berdialog, meskipun dalam bagian cerita ini ditemui bahwa narrator kurang memperhatikan seni dalam berdialog itu muncul pada ayat 6  TUHAN bertanya kepada Kain, namun tidak didapati bahwa Kain menjawab pertanyaan dari TUHAN. Narator seolah berdiam diri dengan bagian ini. Sehingga cerita dilanjutkan dengan babak yang baru Kain mengajak adiknya di padang dan membunuhnya. Jika mencermati bagian ajakan Kain kepada Habel untuk pergi ke padang, maka didapati bahwa Habel tidak pernah berbicara dari awal sampai akhir hayatnya. Meskipun  Habel adalah salah satu tokoh utama dari cerita ini, seolah-olah narrator tidak memperhatikan bagaimana Habel angkat bicara. Oleh karena itu meskipun ada bagian yang kurang mendapat perhatian dari narrator khususnya pada ayat 6, namun ada beberapa seni dalam berdialog yang nampak dari kisah ini.  Itu dapat ditemui dalam adegan cerita dari naskah ini. Seni dalam berdialog antara TUHAN dengan Kain mencul pada ayat 9-15. Dalam bagian ini Kain menjawab apa yang ditanyakan TUHAN ketika ia selesai membunuh adiknya di padang. Sehingga dengan perbuatannya itu maka TUHAN murka kepadanya dan memberikan hukuman kepadanya. Selanjutnya Kain mememberikan pembelaan terhadap dirinya dihadapan TUHAN sehingga ia mendapatkan tanda perlindungan dari TUHAN agar supaya ia tidak dibunuh.

c)      Seni dalam cerita.
Dalam bagian ini narrator memberikan cerita yang menarik dengan isyu teologis yang boleh ditemukan dari naskah ini. Dari cerita yang diungkapkan oleh narrator mengundang pertanyaan mengenai korban yang dipersembahkan Kain dan Habel kepada TUHAN. Pada bagian awal didapati bahwa narrator mempersempit penceritaan, namun dengan sesingkat-singkatnya namun tidak mempersempit pemahamanan dan makna, narrator menceritakan suasana awal dari kisah Kain dan Habel. Selain itu dari cerita ini narrator memunculkan sikap TUHAN yang membuka peluang terhadap pembelaan dari Kain atas hukuman yang diberikan kepadanya atas peristiwa pembunuhan yang telah ia lakukan terhadap adiknya. Namun hal tidak lupa mencantumkan kreatifitas narrator dalam menceritakan naskah ini dengan menggunakan bahasa personifikasi sebagai bagian dari majas perbandingan. Kalimat yang ditemui dalam cerita ini yang mengandung majas personifikasi dapat ditemui dalam ayat 10 “Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah”.

d)     Seni dalam tindakan.
Adapun seni dalam tindakan yang berada dalam naskh ini yang pertama, (ayat 3,4 )tindakan Kain dan Habel yang mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN, masing-masing sesuai dengan keinginan hati mereka untuk mempersembahkan kepada TUHAN. Kain mempersembahkan setengah dari hasil tanah, sedangkan Habel mempersembahkan anak sulung kambing, dombanya yakni lemak-lemaknya. Seni tindakan yang kedua (ayat 8) adalah Kain membunuh Habel adiknya karena Kain panas hati terhadap Hebel karena persembahan adiknya yang diterima oleh TUHAN dibandingkan apa yang telah diberikannya.Seni tindakan yang ketiga (ayat 11,12), ketika TUHAN tahu bahwa Kain telah membunuh adiknya, maka Ia memberikan hukuman atas persitiwa pembunuhan yang dilakukan oleh kakak Hebel. Seni tindakan yang keempat ( ayat 15)TUHAN melindungi Kain dengan memberikan tanda di dahinya sehingga kemanapun ia pergi  dari orang-orang tidak akan membunuhnya, meskipun dia berada dalam situasi penghukuman yang diberikan oleh TUHAN.

5.      ANALISIS KHUSUS BERDASARKAN KOMPONEN NARASI
a)      Struktur
v  Pendahuluan 4:1,2 Sekilas kehidupan Keluarga Manusia dan Hawa
Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, istrinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu “Aku telah medapatkan anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN ,Selanjutnya dilahirkannyalah Hebel, adik Kain; dan Hebel menjadi gembala  kambing domba, Kain menjadi petani
                                    Pada bagian pedahuluan narrator memberikan penjelasan mengenai kehidupan keluarga Manusia dan Hawa, bagian ini merupakan sambungan cerita dari pasal sebelumnya yang menceritakan manusia jatuh kedalam dosa dengan tokoh-tokoh utama adalah Manusia (Adam), Hawa dan TUHAN Allah. Setelah Manusia dan Hawa diusir dari taman Eden supaya tidak bisa mencapai hidup kekal (3:23-24) kegiatan pertama yang mereka lakukan adalah bersetubuh.[8] Persetubuhan yang mereka lakukan dalam rangka untuk meneruskan keturunan, selain itu oleh Walter Lamp dalam tafsirannya menuliskan bahwa maksud dari persetubuhan[9] itu adalah upaya manusia untuk mengenali dan mengakui bahwa Hawa sebagai sebahagian dari padanya sendiri, manusia mengakui dan menyatakan bahwa Hawa separuh dari keakuannya (kepribadiannya). Kemudian narrator menceritakan secara singkat bahwa setelah persetubuhan itu berlangsung dan Hawa itu pun mengandung. Mengandung merupakan suatu proses pembentukan janin didalam rahim perempuan ketika sel telur dibuahi oleh sel sperma. Proses ini yang nantinya akan menghasilkan suatu keturunan baru dan hidup baru didalam manusia yang terkena hukuman maut, yang  kemudian diceritakan oleh narrator bahwa, Hawa melahirkan suatu keturunan yang baru yaitu Kain. Kain merupakan anak pertama hasil persetubuhan antara manusia dan Hawa. Kain dilahirkan berdasarkan pertolongan TUHAN, karena ketika Kain lahir hawa berkata” Aku telah medapatkan anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN”.[10]  Meskipun ia dan suaminya gagal memperoleh hidup kekal, tetapi yang sedikit kurang dari itu diberikan kepada mereka, keturunan yang akan mengingatkan nama mereka.[11] Ungkapan yang diucapkan oleh Hawa merupakan suatu pernyataan bahwa kandungan/kehamilan  itu bukanlah dalam kuasa dan kemampuan manusia oleh persetubuhan melainkan pemberian dan pertolongan dari TUHAN. Selanjutnya arti dari nama Kain menurut keterangan populer bahwa Kata kain diusut dari kata qana yang dipakai ibunya di ayat 1. Kata ini bisa berarti melahirkan,membuat,memperoleh.  (menurut 2 Sem 21:16) lembing atau tombak.[12] Selanjutnya pada ayat 2, narrator menceritakan kelahiran Habel. Narator tidak lagi menceritakan bahwa manusia selanjutnya bersetubuh untuk yang kedua kali, namun si pencerita langsung dengan suatu cerita kehadiran mansia baru yang ke dua yaitu Habel adik dari Kain, Habel berasal dari kata hebel (הֶבֶל) yang berulang kali dipakai di dalam kitab Pengkhotbah. Di sini artinya bukan “sia-sia” tetapi suatu yang tipis seperti uap atau embun  di pagi hari , yang segera menguap terkena cahaya matahari pagi. Bukan berarti bahwa Habel adalah tokoh yang berfisik dan berkepribadian lemah, melainkan bahwa hidupnya hanya sebentar saja. Jika mencermati dari sebuah nama Habel, seolah-olah nama ini meramalkan suatu perjalanan yang pendek dari pemilik nama ini. Narator tidak menceritakan kisah seperti kelahiran Kain, namun kisah ini berlanjut dengan situasi perkembangan, ketika dewasa mereka mempunyai pekerjaan dan cara hidup masing-masing. Kain menjadi seorang petani dan Habel menjadi seorang gembala kambing domba. Pengembalaan dan pertanian atau pemeliharaan ternak dan pengusahaan tanah adalah dua cara hidup yang asasi di Palestina. Pembagian profesi/pekerjaan merupakan suatu amanat yang telah disampaikan Allah bahwa manusia harus mengusahakan dan memlihara. Jika mencermati pada bagian pendahuluan ini berdasarkan uraian yang ada pada point pertama ini, narrator seolah-olah tidak memperluas pendahuluan kisah ini, itu tercermin dari cara penyampaian cerita dengan menggunakan kata “kemudian, lalu,selanjutnya”. Bukan untuk mengatakan bahwa narrator tergesah-gesah atau tidak menguasai tokoh-tokoh yang akan berperan  untuk menceritakan kisah ini, namun solah-olah focus penceritaan bagian ini pada adegan selanjutnya.
v  Perkembangan
ü  4:3-5a  Kain dan Habel mempersembahkan korban kepada TUHAN,
                      Setelah beberapa waktu lamanya maka Kain mempersembahkan sebagian                    dari hasul tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan. Habel                juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing              dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan                        korban persembahannya itu, tetapi   Kain dan korban persembahannya      tidak                diindahkan-Nya.

                      Dengan pendahuluan yang singkat , padat dan jelas, namun tidak sempit makna, narrator melanjutkan dengan kisah korban persembahan yang dipersembahkan oleh kakak beradik sesuai dengan profesi mereka sejak awal. Pada bagian ini diceritakan bahwa Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah kepada TUHAN, dan Habel mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing domba, yakni lemak-lemaknya. Kisah bahwa Kain membawa sebagian dari hasil tanah kepada TUHAN, dalam terjemahan asli yang dipersembahkan adalah buah dari tanah, karena dalam perbandingan terjemahan dari dua fersi dalam bahasa Inggris yakni KJV dan NIV, keduanya menggunakan kata”fruits” yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah buah, namun didapati dalam bagian ini tidaklah didapati bahwa Kain mempersembahkan buah terjadi suatu pergeseran kata-kata namun usaha LAI dalam alkitab TB dan BIS untuk menggunakan kata-kata yang berbeda namun menunjuk kepada makna dan maksud semula. Inilah persembahan pertama yang dipersembahkan oleh kedua anak dari manusia dan Hawa, kepada TUHAN. Persembahan yang diberikan sesuai dengan pekerjaan masing-masing dan sesuai dengan pembagian. Mengingat pada bagian awal sudah disinggung bahwa manusia ini hendak menjalankan mandat dari TUHAN Allah untuk mengusahakan dan memlihara bumi. Pada bagian kisah ini narrator tidak menceritrakan kronologi bagaimana kedua kakak-beradik ini mempersembahkan korban bakaran mereka. Maksudnya persembahan yang mereka persembahkan, apakah berada di suatu tempat dan mezbah mereka berjauhan atau tidak? Namun yang pasti, adegan korban yang dipersembahkan kepada TUHAN itu dipersembahkan oleh mereka, dan tentunya cara memberikan korban kepada TUHAN dengan membuat korban bakaran. Selanjutnya dari kisah ini narrator menceritakan bahwa terjadi suatu tindakan oleh TUHAN, ketika memilih persembahan yang dipersembahkan oleh Kain dan Habel. Ternyata TUHAN lebih memilih persembahan yang dipersembahkan oleh Habel dari pada Kain. Tafsiran dari Walter Lemmp memberikan suatu uraian bahwa: walaupun Habel adik Kain, tetapi tidak bersama-sama mereka beribadat, melainkan terasing bagi mereka untuk dirinya sendiri. Pekerjaan dan agamapun juga dapat memisahkan manusia sama sendirinya. Persaudaraan mereka sendiri disangkal. Persekutuan dengan Allah digantikan oleh agama, kepatuhan oleh kurban persembahan, persekutuan sama sendirinya oleh persaingan.  Tidak disangka bahwa TUHAN mengindahkan korban dari Habel, memang tidak dinyatakan sama sekali suatu alasan apapun juga mengapa TUHAN melebihkan Habel dan menerima baik persembahannya. Alasan untuk menerima korban ini bukanalh sekali-kali terletak pada kemauan manusia melainkan bergantung kepada kehendak bebas TUHAN. TUHAN bebas menerima atau menolak persempahan manusia. Dan manusia tidak bisa memaksa dengan kepercayaannya. Oleh karena itulah alasan oleh Walter Lemmp melihat bagaimana cara untuk memecahkan teka-teki yang berada dalam bagian naskah ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bagian ini, memang narrator berdiam diri dan tidak memberikan keterangan lebih untuk bagian naskah ini, sehingga terjadi banyak pemahaman untuk mencoba menyelesaikan masalah yang muncul dalam bagian ini, bahkan dalam tulisan dari Dr Gerit Singgih menuliskan bahwa terjadi favoritisme atau pilih kasih dari pihak TUHAN.

ü  4:5b-7  Suasana pribadi Kain dan perkataan TUHAN kepadanya
                        Lalu hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram. Firman TUHAN             kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah                            mukamu tidak akan berseri  jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau               tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda                    engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya”
                      Narrator pun melanjutkan dengan adegan akibat atau lebih tepatnya dampak dari                         persembahan yang dipersembahkan oleh Kain dan Habel. Narator menceritakan bahwa dari           korban             yang diberikan kepada TUHAN dari kakak beradik yang  ternyata menimbulkan tragedi dan ini yang menjadi konflik puncak dalam cerita ini. Menyadari bahwa persembahan (dan dengan ibadahnya) ditolak oleh TUHAN, respons Kain terhadap penolakan ini membuat ia menjadi marah. Dalam TB menuliskan “hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram”. Dalam terjemahan asli menggunakan kata (wyn"P' WlP.YIw:) wayyiplu panau yang dapat diterjemahkan secara harafiah “wahajnya jatuh”. Kehilangan muka merupakan wujud dari rasa malu yang sangat mendalam. Dan dampak dari rasa malu ini maka orang bisa melakukan apa saja demi menutupi rasa malu yang dialami. Pada bagian ayat 6 narator sudah memulai dengan membuka dialog antara TUHAN dan Kain, dengan respons atas ekspresi dari Kain terhadap persembahan yang di tolak oleh TUHAN. Diaolog yang dibuka oleh narrator merupakan suatu ajakan berbuat baik kepada Kain, jika dilihat seperti seorang tua yang memberikan nasehat kepada sang anak. Namun sebelumnya TUHAN mengawali dengan pertanyaan yang disampaikan kepada Kain berdasarkan ekspresi yang terpancar dari wajahnya. Sebenarnya dalam ayat 6 pertanyaan TUHAN membalikan perkara kepada Kain dan menuntut kepadanya supaya dibenarkannya kebenciannya. Kebencian dan kekiran hati tidaklah dapat dibenarkan, melainkan semuanya itu menyatakan ketidak percayaan yang tidak dapat lagi menahan jalan TUHAN yang tidak dimengerti. Corak dan gejala ketidak percayaan dalam hal ini adalah kebencian dan murka yang mencoab merampas haknya dengan memaksa TUHAN. Pada ayat 7 TUHAN pun berfirman atau berkata kepada Kain yang dimaksudkan untuk menyadarkan kedua gerak hatinya yaitu: baik dan jahat. Perkataan TUHAN kepada Kain ini memberikan suatu arahan terhadap sikapnya.  Jika engkau berbuat baik maka engaku mengangkat mukamu, jika tidak berbuat baik dosa sudah mengintip di depan pintu.[13] Perkataan inilah yang mengarahkan hati Kain sehingga pada bagian ini muncul kata dosa (kattat), dan perintah TUHAN kepada Kain agar dia dapat berkuasa atasnya. Perintah ini dimaksudkan agar supaya Kain tidak menjadi budak nafsu, sehingga narrator mencatat bagaimana TUHAN menyampaikan perkataannya kepada Kain.

ü  4: 8 Kain membunuh Habel
                      “Kata Kain kepada Habel adiknya: “Marilah kita pergi ke padang”Ketika mereka                       ada di padang , tida-tiba Kain memukul Habel , adiknya itu, lalu membunuh dia”
                      Pada adegan ini narrator menceritakan bagaimana Kain mengajak adiknya ke padang, dengan maksud untuk membunuh dia di sana. Perkataan Kain kepada adiknya ini merupakan suatu percakapan sehari-hari.  Dengan sungguh sengaja oleh narrator ditambahkan nama Habel. Maksudnya dengan kata itu diutamakanlah kehebatan dan kedahsyatan Kain. Dengan keamarahan yang sudah meluap-luap dan pada kenyataannya bahwa, Kain tidak mengindahkan apa yang telah disampaikan TUHAN kepadanya, maka dia memberikan dirinya untuk dikuasai oleh dosa. Emosi yang membara yang berada di dalam diri Kain membutakan tali persaudaraan antara dirinya dan Hebel. Sehingga dengan alasan penolakan TUHAN terhadap persembahannya itulah yang membuat Kain untuk mengajak adikanya Habel pergi ke padang. Nafsu telah menguasai Kain sehingga terjadilah pembunuhan pertama yang dilakukan Kain kepada Habel adiknya. Dalam tulisan Walter Lemmp berdasarkan kutipan dari Von Rad, menuslikan dengan inilah terjadilah pembunuhan yang pertama karena Allah. Karena TUHAN mendahulukan Habel , maka Kain berjuang dengan senjata untuk persamaan haknya. Namun terlepas dari usaha untuk memahami suasan hati Kain yang dibutakan oleh emosinya karena ketidak terimaannya terhadap tindakan TUHAN  yang menolak persembahannya. Adegan ini sama sekali tidak ditemui bahwa Habel berbicara. Habel tidak mengeluarkan sepatah kata apapun dalam adegan ini. Dan narrator seolah-olah tidak memperhatikan sebaik mungkin terutama tokoh Habel. Pertanyaannya ketika Kain memukul adiknya sampai mati, apakah tidak ada suara yang keluar dari mulut adiknya itu? Atau dalam perjalanan menuju ke tempat yang telah ditentukan oleh Kain, apakah tidak terjadi dialog antara keduanya? Memang jika ditemui bahwa narrator berdiam diri dengan pribadi Habel sampai ia mati.
ü  4: 9-10 Tuhan mempertanyakan keberadaan Habel
                    Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel,  adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu!   Apakah aku penjaga adikku?" Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku  dari tanah.
          Pada adegan inilah terjadi diaolog antara TUHAN dengan Kain selepas pembunuhan yang dilakukan oleh Kain di padang. Narrator menceritrakan bahwa dialog ini merupakan dialog antara TUHAN dengan Kain yang mempertanyakan keberadaan Habel. Pertanyaan TUHAN kepada Kain yang mempertanyakan adinknya, dijawab secara tidak sopan oleh Kain. Jawaban atas pertanyaan dari TUHAN menggambarkan bagaimana suasana hati Kain yang masih sangat dikuasai oleh emosinya. Dari diaolog ini tergambar psikologis Kain ketika menghadapi suatu kenyataan bahwa persembahannya telah ditolak oleh TUHAN dan yang kedua adalah Kain membunuh Habel. Kain berada pada posisi labil ketika TUHAN bertanya kepadanya. Namun yang dapat dianalisis dari bagian ini khususnya ayat 9 yaitu; narrator seolah-olah membuat TUHAN tidak tau dengan peristiwa itu. Padahal jika dibandingkan dengan sifat-sifat-Nya bahwa dia dipahami sebagai yang omnipoten (berkuasa dimana-mana) dan omnisiens (serba mengetahui)[14] pada bagian ini seolah-olah TUHAN tidak memperhatikan peristiwa ini. Namun jika dibandingkan kejatuhan manusia di taman Eden, Allah memberikan kehendak bebas kepada manusia untuk memilih yang baik dan yang jahat. Jika memang TUHAN memberikan suatu kehendak bebas terhadap situasi ini seperti kisah di taman Eden, maka dapat dipahami ini merupakan suatu kreatifitas dari narrator untuk menempatkan bagaimana posisi TUHAN dalam kisah ini. Namun dilain pihak pertanyaan TUHAN, membuka ruang kemungkinan kepada cara TUHAN, untuk  membuka kesempatan mengakui tindakannya yang telah merenggut nyawa adiknya itu. Pada ayat 10, narrator menuliskan bagaimana TUHAN mengetahui apa yang dilakukan oleh Kain. Walter Lemmp menuliskan: Allah berteriak yang menyatakan dahsyatnya dan hebatnya pembunuhan itu, dan mengundang murka TUHAN terhadap peristiwa itu. Memang pembunuhan ini tidaklah dilihat orang, dan disana tidak ada penuntut untuk menuntut tindakan Kain. Namun TUHAN menjaga kehidupan manusia. Kehidupan milik-mutlak dari sang Pencipta dan sekali-kali tidak bisa dirampas oleh manusia. Darah tempat kediaman kehidupan, menjadi penuntut, sehingga oleh narrator memberikan suatu ungkapan bahwa “Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah”, tidak mungkin segumpal darah dapat berteriak-teriak, namun ini menggambarkan bagaimana TUHAN mengenal ciptaannya dan memperhatikan ciptaannya itu. Kepekaan TUHAN terhadap ciptaannya itu dinyatakan dengan ungkapan TUHAN kepada Kain, karena pada tafsiran untuk pertanyaan yang pertama disinyalir bahwa mayat Habel sudah ditimbun dalam tanah. Meskipun demikian itu tidak bisa menyembunyikan ciptaan TUHAN dari segala pantauannya. Dan memang tepat ungkapan ini yang diapakai oleh narrator sebagai usaha untuk menjawab bagaimana TUHAN tetap memperhatikan umatnya.

ü  14:11-12 Kata-kata hukuman TUHAN kepada Kain
        “ Maka sekarang, terkutuklah engkau , terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.  Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara  di bumi.”
                      Pada bagian ini narrator mengkhususkan perkataan TUHAN yang mengandung hukuman dan kutukan  kepada Kain atas tindakannya membunuh adiknya Habel dan tindakan yang menyangkal dihadapan TUHAN atas tindakannya itu. Narattor menuliskan tindakan TUHAN dengan memulai ucapannya dengan yaitu : “Maka sekarang” (dalam naskah Ibrani menggunakan kata hT'[;w>
We’attah)[15] kata ini dapat dianalisis sebagai suatu luapan emosi TUHAN terhadap tindakan Kain.  Dan memang benar bahwa emosi ini muncul dengan kata “terkutuklah”(dalam naskah asli menggunakan kata rWra' ’arur yang sudah mengalami perobahan yang berasal dari kata rr;a' ('¹rar ). Kata ini tidak bisa dirobah atau digugat oleh siapapun, karena Kain telah mencuri hak/daulat TUHAN. Oleh karena itu perkataan dari TUHAN seolah suatu penyesalan atas apa yang terjadi dengan peristiwa itu terlebih khusus tindakan Kain kepada adiknya. Kutuk yang pertama yang keluar dari mulut TUHAN yaitu terbuang jauh dari tanah yang telah menerima darah kematian adiknya itu. Dengan demikian Kain diusir dari wilayah kedaulatan TUHAN. Dia tidak tinggal lagi dalam perdamaian dan kesejahtraan daerah kekuasaan TUHAN.  Dan dapat dicermati dari perkataan ini sebagai tindakan pengucilan yang dilakukan TUHAN kepada Kain. Kemudian kutuk yang kedua yang keluar dari mulut TUHAN yaitu; tanah yang diusahakan tidak akan memberikan hasil sepenunya kepada Kain. Sebagaimana tanah yang telah menjadi saksi akan kejahatan yang dilakukan oleh Kain terhadap adiknya, sehingga tanah yang sangat erat berhubungan dengan manusia dikutiki TUHAN untuk tidak memberikan hasil sepenuhnya kepada Kain
ü  14:13-15 Kain memberikan pengeluhan terhadap hukuman yang diberikan oleh TUHAN
   Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung.  Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu,  seorang pelarian dan pengembara di bumi;  maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.  "  Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan  kepadanya tujuh kali lipat. " Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain , supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.
                      Pada bagian ini Kain angkat bicara mengenai kutukan yang disampaikan TUHAN kepadanya. Suasana batin terkejut dengan kutukan yang harus dijalankan akibat perbuatannya. Pada bagian ini khususnya ayat 13 Kain melihat bukan kebesaran dosanya melainkan besarnya hukuman yang harus ia tanggung.  Ini merupakan resposn atas hukuman ini. Sehingga pada ayat 14 mencerminkan dan memantulkan renungan hati Kain untuk pertama kalinya ia menginsafi kebesaran karunia TUHAN yang telah meliputi dia orang berdosa itu. Walter Lemmp menuliskan: Keamanan dan ketentraman tanah TUHAN, perdamaian, persaudaraan dan persekutuan penyembahan kepada TUHAN dihalau oleh sang pencipta sehingga terjadi suatu tindakan untuk mengucilkan Kain dari tanah itu. Suasana hidup yang menjadi pengembara di tanah orang terucap dari mulut Kain. Dan suatu ketakutan yang dialaminya ketika ia akan dikejar-kejar dan akan dibunuh oleh siapapun yang akan dia temui. Perkataan ini tercermin suatu system pemahaman tabor tuai yang berkembang pada waktu itu, yakni siapa yang membunuh maka dia akan dibunuh. Sehingga pengeluhan ini disampaikan kepada TUHAN, selain itu dalam pembahasaan yang lain terjadi tawar menawar yang dilakukan Kain kepada TUHAN. Namun pada ayat yang ke 15, narrator mencatat tindakan TUHAN lewat firman-Nya kepada Kain bahwa meskipu ia berada dalam penghukuman namun TUHAN akan memberikan tanda kepadanya. Ini merupakan tindakan untuk mencegah suatu keadaan kocar-kacir, dimana tiap-tiap orang saling membunuh sehingga perlindungan itu diberikan kepadanya. TUHAN memberikan pembalasan kepada siapa saja yang membunuh dengan hukuman tujuh kali lipat yang akan dibalaskan kepada orang yang akan membunuh Kain. Menurut Walter Lemmp maksud dari tujuh kali lipat hukuman yang akan diberikan bahwa, narrator hendak mengingatkan bahwa hukuman penutut balasan darah  diantara suku-suku dan marga adalah merupakan suatu perlindungan dan jaminan tertentu terhadap pembunuhan yang sewanang-wenang dalam masyarakat yang bersahaja. Oleh karena itu TUHAN memberikan tanda kepada Kain agar supaya ia tidak dibunuh. Tanda yang diberikan kepada Kain adalah tanda yang biasanya diberikan kepada hamba, binatang-binatang dan tawanan perang. Tanda yang diberikan ini menyatakan bahwa yang empunya tanda yaitu Kain adalah milik TUHAN, meskipun Kain dalam hidupnya menjalankan hukuman yang berasal dari TUHAN,  namun dia berada langsung dibawah perlindungan TUHAN. Kemudian tanda itu diberikan kepada Kain, ada banyak tanggapan mengenai tanda yang diberikan kepada kain seperti (+ atau X), namun tidak ada yang tahu pasti tanda yang diberikan TUHAN kepada Kain pada waktu itu.

v  Penutup
ü  4: 16 Kain pergi dari hadapan TUHAN
   “Lalu Kain pergi dari hadapan TUHANdan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden”

                      Pada bagian ini merupakan penutup kisah dari Kain dan Habel, narrator menceritakan bahwa setelah Kain menerima hukuman dari TUHAN, maka ia pun pergi dari hadapan TUHAN . Kain meninggalkan lingkungan pandangan TUHAN: dia hidup tanpa TUHAN, namun ditanggung dan dijamin oleh TUHAN. Selanjutnya Kain pergi ke tanah Nod. Nod merupakan sebidang tanah di sebelah Timur, atau di depan Eden.[16] Kepergian Kain harus dilakukan karena ini merupakan suatu proses penghukuman yang diberikan TUHAN kepadanya.

b)      Alur/Plot
            Narator dalam penceritaannya, menggunakan alur maju, tanpa sorot balik kisah atau mengulang kisah yang terjadi di masa lampau. Karena cerita ini merupakan cerita yang berlanjut, yang diawali dengan pengantar, pokok permasalahan sampai kepada pemecahan masalah. Maka jelaslah bahwa kisah ini memang menggunakan alur maju.
c)      Karakter/Karakterisasi
v  Manusia (אָדָם) ('¹d¹m) manusia yang dimaksudkan di sini adalah suami dari Hawa. Manusia atau Adam adalah makhluk yang diciptakan TUHAN Allah yang ditempatkan di taman Eden. Nama lain dari manusia adalah Adam, nama ini diambil dari asal mula manusia di bentuk, yakni dari tanah[17]. Manusia dalam naskah ini yang bersetubuh dengan Hawa dan merupakan ayah dari Kain dan Habel.
v  Hawa adalah istri Adam yang diciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam (Kej 2:22). Adam memberikan nama ini seba dialah yang menjadi ibu semua yang hidup  (Kej3:20)[18] Pada bagian cerita ini, karakter Hawa tidak dinampakan oleh narrator dikarenakan Hawa adalah peran yang munculkan sebagai pengantar kisah Kain dan Habel.
v  TUHAN dalam bagian ini mempunyai karakter yang tegas tapi kasih. Ini Nampak dari hukuman yang diberikan-Nya kepada Kain, ketika peristiwa pembunuhan itu terjadi. Karakter TUHAN yang juga dinampakan oleh narrator adalah TUHAN yang maha tahu dan berkuasa atas segala makhluk ciptaan-Nya.[19] Namun berdasarkan uraian teks yang ada, seoalah-olah narrator memunculkan sikap ketidak adilan TUHAN kepada korban yang dipersembahkan oleh Kain.
v  Kain yang berarti mendapat atau memperoleh berdasarkan kata Ibrani, yang juga bisa diartikan sebagai lembing atau tombak menurut 1 Samuel 21:16. Dan kemudian berasarkan keterangan ini Walter Lemmp menyimpulkan nama ini berarti yang mengandal kepada senjata dan kuasa.[20] Dalam bagian ini karakter yang dinampakan oleh narrator untuk tokoh Kain, merupakan tokoh yang berwatak keras dan emosional yang tinggi. Namun dibalik sikap emosionalnya yang tinggi, sikap Kain untuk menyadari akan kesalahannya itu dimunculkan oleh Narator.
v  Habel adalah nama yang berarti hembusan angin, kesia-siaan, embun.[21] Sebenarnya karakter yang dimunculkan oleh narrator dalam kisah ini untuk tokoh Habel tidak terlalu luas. Namun yang bisa ditangkap dari cerita ini bahwa Habel adalah tokoh yang setia kepada kakaknya sampai ia mati.

d)     Konflik/kontras
            Konflik yang terjadi dalam cerita ini dimulai dari pemberian korban persembahan dari Kain dan Habel kepada TUHAN. Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya dan Habel mempersembahkan dari anak kambing domba sulung yakni lemak-lemaknya kepada TUHAN. Namun yang diindahkan oleh TUHAN adalah pemberian dari Habel, sehingga Kain mengajak Habel ke padang dan membunuhnya di sana. Dengan demikian didapati ada dua konflik yang dapat dianalisi dari naskah ini. Yang pertama adalah, penolakan persembahan Kain oleh TUHAN dan yang kedua Kain membunuh adiknya Habel

e)      Setting/Lokasi
            Dalam kisah ini narrator tidak memberikan suatu petunjuk kepada para pembaca mengenai tempat terjadinya peristiwa. Pada cerita sebelumnya ketika manusia jatuh kedalam dosa dan mereka di suruh keluar dari taman Eden maka, narrator terus menceritakan kisah mengenai Adam dan Hawa namun tempat/ lokasi mereka berada tidak diceritakan sampai pada kisah ini. Namun mencoba untuk menjawab teka-teki yang yang dibuat oleh narrator mengenai lokasi terjadinya peristiwa yakni di sekitar taman Eden. Alasan yang memperkuat pemikiran sementara untuk tempat terjadinya peristiwa, ketika Kain pergi dari hadapan TUHAN ke tanah Nod sebelah Timur Eden.

f)       Waktu  
            Dalam menentukan waktu dalam kisah ini, tidaklah didapati suatu petunjuk yang tersurat yang bisa di gunakan dalam menunjukan kapan waktu terjadi, namun ketika memperhatikan penggunaan kata TUHAN pada naskah ini dan dihubungkan dengan ciri-ciri dari sumber Yahwist (Y), bahwa Allah selalu disebut dengan nama Yahwe, juga nenek moyang Israel sudah mengenal nama ini, (Kej 4:26). Pada umunya Allah di dalam wahyu-Nya dilukiskan dan digambarkan dalam bentuk seorang manusia.[22] Dengan memperhatikan alasan-alasan yang ada pada kalimat-kalimat sebelumnya maka waktu yang dapat ditarik berdasarkan teori sumber Y sekitar tahun 900-800 seb.Kr di daerah Selatan (Yehuda).

g)      Style/Gaya
            Style/gaya yang muncul dalam naskah ini adalah narrator menggunakan suatu pengantar yang singkat mengenai orang tua dari Kain dan Habel, bahkan pekerjaan dari masing-masing mereka. Pada bagian tertentu gaya bahasa yang digunakan oleh narrator adalah bahasa majas personifikasi[23]. Selain itu pada bagian perkembangan cerita narrator mulai memunculkan tokoh TUHAN yang merupakan salah satu tokoh utama dari cerita ini. Dalam hal ini secara keseluruhan narrator memperhatikan suatu pendahuluan cerita perkembangan dengan konflik kakak beradik dengan pokok permasalahan persembahan, kemudian hukuman yang diberikan oleh TUHAN dan pembalaan TUHAN kepada Kain sebagai bagian terakhir gaya bercerita bahwa TUAHAN memberikan keleluasaan bagi Kain.

h)      Narator
Dalam cerita ini, nampaknya narrator mengawali cerita dengan menerangkan Manusia dan Hawa sebagai orang tua dari Kain dan Habel. Ini menandakan bahwa narrator memberikan suatu pengantar mengenai tokoh-tokoh dalam kisah, nanti pada perkembangan cerita maka narrator memunculkan tokoh TUHAN. Dalam cerita ini ada saat dimana narrator berdiam diri, sehingga pertanyaan yang ditanyakan oleh TUHAN tidak dijawab oleh Kain. Narator berdiam diri dengan tokoh Habel, sampai ia mati terbunuh oleh kakaknya Habel tidak pernah berucap sepatah kata apapun . sehingga kelihatan dari kisah ini agaknya narator dalam hal ini lebih memperhatikan dialog dengan kata-kata yang panjang, kecuali pada ayat 9. Pada akhir kisah narator secara ringkas menceritakan tindakan Kain ketika TUHAN menghukumnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa narator membuka kisa dengan pengantar yang padat dan ditutup juga dengan kisah penutup yang padat.

i)        Pesan Narasi
Adapun pesan narasi yang dapat direlevansikan pada masa kini berdasarkan teks Kejadian 4:1-16 adalah sebagai berikut:

-          Kelahiran manusia baru, bukanlah semata-mata karena kekuatan dan akal manusia, melainkan atas campur tangan TUHAN atau oleh karena pertolongan-Nya sehingga manusia yang baru bisa berada di dunia ini.
-          Segala hasil usaha manusia yang dikelola di alam semesta ini atau apapun pekerjaan manusia, adalah wujud nyata dari kasih setia dan kasih anugrah TUHAN. Oleh karena itu wujud nyata dari semuanya itu, maka manusia hendaklah mempersembahkan apa yang sudah menjadi milik kepunyaan TUHAN.
-          Memaksakan kehendak kepada TUHAN  akan merugikan diri sendiri.
-          Iri hati atas apa yang tidak dimiliki atau kedengkian untuk sesuatu yang tidak dapat dicapai atau digapai, akan membuka peluang kepada dosa. Dan akibat dari peluang yang dibuka untuk dosa, maka manusia akan dikuasai oleh segala rencana jahat yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
-          Mengaku akan segala kesalahan dihadapan TUHAN adalah baik, dari pada menyembunyikan dosa dihadapan TUHAN.
-          Mata TUHAN tidak kurang jeli untuk melihat dan tidak kurang tajam untuk mendengar. Karena itu segala sesuatu yang terjadi di dalam alam semesta termasuk kejadian atau perkara yang dialami oleh manusia, selalu di dengar oleh TUHAN.
-          Hukuman TUHAN  selalu ditimpahkannya kepada semua orang yang dengan sengaja mengambil kedaulatan/hak TUHAN. Dan hukuman-Nya  selalu adil bagi orang yang melakukan kesalahan.
-          TUHAN tetap memelihara dan menjaga setiap orang yang bersalah dan berdosa, meskipun mereka berada dalam penghukuman. Karena TUHAN selalu kasih, tegas dan adil dalam segala tindakannya.















LITERATUR
Buku-buku.
Blommendaal, J. Pengantar kepada Perjanjian Lama. : BPK Gunung Mulia, 1993
Lemmp.Walter, Tafsiran Kejadian (1;1-4:26). Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1964
Singgih, Emanuel. Gerrit, Dua Konteks. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009

Alkitab, Kamus, Ensiklopedi
Alkitab Edisi Studi, Jakarta: LAI 2010
Biblia Hebraika. Jakarta: LAI 1999
Browning, W.R.F. Kamus Alkitab. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008
Collins, Gerald.O., Farrugia, Edward.G. Kamus Teologi.Yogyakarta: Kaninsius 2006
Douglas,J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini- Jilid I A-L. Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF,2005
__________. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini- Jilid II M-Z. Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF,2005

Program dan website
Bible Works 4.0
www.sabda.org




[1] Jika memperhatikan terjemahan dari KJV dan NIV untuk persembahan yang dibawa oleh Kain, dlam versi KJV
 mengisahkan bahwa Kain membawa buah dari tanah sebagai korban kepada TUHAN, sedangkan dalam NIV dikisahkan bahwa Kain membawa beberapa buah dari tanah sebagai persembahan kepada TUHAN. Dalam bahasa Ibrani hanya ditemukan kata buah (פְּרִי periy)
[2] Bnd Kej1:26. Kata manusia yang dipakai pada bagian ini bersifat jamak yang menunjuk pada dia laki-laki dan dia perempuan. Kata Manusia dalam fersi penciptaan yang ada dalam Kejadian 1:1-2:4a, menerangkan bahwa manusia merupakan kata benda kolektif yang menunjuk pada umat manusia (W.R.F. Browning, Kamus Alkitab.hlm3) Berbeda dengan kata manusia yang ada pada Kej 2:15 dan Kej4:1, yang sifat dari kata itu adalah tunggal dan hanya menunjuk kepada dia laki-laki sedangkan perempuan diciptakan sesudah manusia diciptakan.
[3] J.D. Douglas. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,  2007)hlm 38-39
[4] J.D. Douglas,Op.Cit.hlm 315
[5] rm;a' ('¹mar) kata kerja waw consec orang ke 3 maskulin tunggal. Pada kata ibrani sudah mengalami perobahan rm,aYOw: dari akar kata rm;a' ('¹mar)
[6] Ibid.hlm204
[7] Bnd.W.R.F.Browning. Kamus Alkitab.(Jakarta, BPK Gunung Mulia 2007)hlm462
[8] Emanuel Gerrit Singgih.Dua Konteks,(Jakarta:BPK Gunung Mulia,2009)hlm102
[9] Persetubuhan yang dimaksudkan di sini bahwa makna persetubuhan jangan hanya dilihat dari makna hurufiahnya saja melainkan harus menggali makna dibalik persetubuhan itu, karena di balik persetubuhan itu, Adam memahami siapa dirinya bagi dirinya sendiri dan siapa dirinya bagi Hawa (bagi orang lain)
[10] Menurut Walter Lemmp, dalam bahasa asli sabda ibu pertama itu merupakan suatu permainan kata atau sindiran yang tidak dinyatakan dalam  terjemahan. Sindirian itu memainkan  nama Kain oleh karena bunyinya berhubungan dengan kata Ibrani untuk mendapat, memperoleh.
[11] Ibid. Singgih,hlm102
[12]  Welter Lemp.Tafsiran Kejadian (1:1-4:26),(Jakarta:BPK Gunung  Mulia, 1964)hlm158.bnd Emanuel Gerrit Singgih.Dua Konteks,(Jakarta:BPK Gunung Mulia,2009)hlm102
[13] Welter Lemp. Op.Cit.hlm162 bnd Alkitab Edisi Studi yang memberikan keterangan mengenai kata mengintip berasal dari kata bahas Babel  untuk roh jahat yang menunggu di dapan pintu.
[14]  Browning.Op.Cit.hlm15
[15]  w> (w®)  particle conjunction  yang berarti dan,  hT'[; (`attâ) particle adverb   yang berarti sekarang, sehingga secara harafiah dapat diterjemahkan dan sekarang



[16]Douglas.Op.Cit.hlm162
[17]  Manusia dalam bahasa Ibrani (אָדָם) ('¹d¹m) kata benda maskulin tunggal absolute. Kata ini biasanya menunjuk kepada manusia pertama yang diciptakan TUHAN Allah.  Kata ini berasal dari kata (אֲדָמָה '¦d¹mâ) kata benda feminine tunggal. Yang diartikan sebagai tanah atau bumi. Karena manusia diciptakan dari tanah maka nama dari manusia pertama adalah Adam.
[18] Ibid.Douglas .hlm372
[19] Bnd. W.R.F. Browning, Kamus Alkitab.(Jakarta, BPK Gunung Mulia 2007)hlm 15-16
[20] Lemmp.Op.Cit,hlm158.
[21] Ibid. Lemmp.Hal 158
[22]Bnd. Kej4:6-7. Allah seolah-olah digambarkan seperti manusia yang bercerita dengan Kain.
[23] Majas personifikasi adalah pengumpamaan (pelambangan) benda mati sebagai orang atau manusia.

1 komentar: