Teologi Kontekstual
· Teologi Konteksutual adalah Istilah yang luas di pakai untuk pergeseran dalam perspektif ini dengan memusatkan perhatian secara khusus, pada peranan konteks dalam jenis dalam peraranan konteks.
· Teologi local seca khusus mencerminkan pemakian bahasa Inggris, yang menekankan konteks sekitar refleksi teologis dan juga mempunyai ciri gerejawi melalui asosiasinya dengan gereja local.
· Model penerjemahan pada umunya adalah jenis pertama yang dipergunakan dalam ruang lingkup pengembalaan.
· Menurut Eka Darmaputra , teologi kontekstual adalah teologi itu sendiri. Teologi dapat dikatakan teologi jika teologi mengena dengan konteks yang ada.
· Teologi koteksual bisa dikatakan teologi bila menerapkan teks dan konteks yang ada.
· Pada hakikatnya teologi tidak lain dan tidak bukan adalah upaya untuk memprtemukan secara dialektis kreatif serta eksitensialisme antara teks dan konteks.
· Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa teologi adalah upaya untuk merumuskan penghayatan iman Kristen pada konteks ruang dan waktu yang tertentu.
· Pada umumnya teologi kontekstual yang umumnya diperkembangkan oleh pemikir-pemikir dari Asia.
· Teologi fungsional untuk menunjukan suatu usaha berteologi yang secara eksplisit berpangkal pada pengalaman iman dan yang ingin membantu penghayatan iman di situ.
· Sejarah yang disebutkan di atas membuktikan bahwa kontektualisasi berakar pada ketidakpuasan terhada model-model, pendidikan teologis yang tradisonal.
· Istilah pempribumian cenderung dipergunakan dalam pengertian menanamkan injil kedalam suatu budaya tradisional. Sedangkan kontekstual dengan tidak mengabaikan konteks-konteks budaya, memperhitungkan juga proses sekularisasi, teknologi dan perjuangan manusia demi keadilan yang menjadi ciri saat ini dalam sejarah bangsa-bangsa.
· Kerangka-kerangka untuk analisis
ü Pandangan filosofis : apapun pandangan kontekstualisasi, orang yang melakukannya harus memahami berita yang ia inginsampaikan maupun budaya dan pemikiran pendengar yang akan menerimanya. Jelaslah ia harus benar memahmi berita yang disampaikan oleh Allah dalam Alkitab, dan yang memahami juga pendengar yang memilih pengetahuan tentang penyataan Allah secara tidak memadai atau keliru. Oleh karena itu Kontekstuakisasi Kristen harus setia kepada sifat penyataan Alkitab, dan mengroreksi kekurangan dan penyimpangan tentang penyataan dalam tradisi-tradisi keagamaan. Kontekstualisasi Kristen yang sah dan autentik harus sesuai dengan jenis penyataan Allah-Bapa, Anak dan Roh Kudusdanpara penulis Alkitab yang menuntut Firman yang tertulis.
ü Pandangan teologis ; pandangan-pandangan teologis itu sebgaian besar menentukan hasil usaha kontekstualisasi tertentu, memperhatikan pandangan teologi yang melatarbelakangi usaha itu.
ü Pandangan antropologis: Jelaslah bahwa kontekstualisasi meliputi konsep konteks. Komunikasi yang berlangsung dalam konteks kebudayaan merupakan hubungan antara kebudayaan dan bahasa.
ü Pandangan hermeneutis : merupakan penerimaan prapaham seseorang yang mempengaruhi cara memahami, menafsirkan dan memberitakan makna Alkitab. Kitab suci sebagai standar utama untuk mengevaluasi kontekstualisasi. Dlam hal ini timbul pertanyaan tentang aspek-aspek kebenaran injil manakah yang mampu untuk diterapkan secara lintas budaya .
ü Pandangan komunikasi, pandangan ini menunjukan baha penyampaian yang besifat komunikatif berhubungan dengan citra diri. Bagaimana kita menyampaikan sesuatu yang bisa dimengerti dan dipahami oleh komunikan.
Teologi Kontekstual
· Teologi Konteksutual adalah Istilah yang luas di pakai untuk pergeseran dalam perspektif ini dengan memusatkan perhatian secara khusus, pada peranan konteks dalam jenis dalam peraranan konteks.
· Teologi local seca khusus mencerminkan pemakian bahasa Inggris, yang menekankan konteks sekitar refleksi teologis dan juga mempunyai ciri gerejawi melalui asosiasinya dengan gereja local.
· Model penerjemahan pada umunya adalah jenis pertama yang dipergunakan dalam ruang lingkup pengembalaan.
· Menurut Eka Darmaputra , teologi kontekstual adalah teologi itu sendiri. Teologi dapat dikatakan teologi jika teologi mengena dengan konteks yang ada.
· Teologi koteksual bisa dikatakan teologi bila menerapkan teks dan konteks yang ada.
· Pada hakikatnya teologi tidak lain dan tidak bukan adalah upaya untuk memprtemukan secara dialektis kreatif serta eksitensialisme antara teks dan konteks.
· Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa teologi adalah upaya untuk merumuskan penghayatan iman Kristen pada konteks ruang dan waktu yang tertentu.
· Pada umumnya teologi kontekstual yang umumnya diperkembangkan oleh pemikir-pemikir dari Asia.
· Teologi fungsional untuk menunjukan suatu usaha berteologi yang secara eksplisit berpangkal pada pengalaman iman dan yang ingin membantu penghayatan iman di situ.
· Sejarah yang disebutkan di atas membuktikan bahwa kontektualisasi berakar pada ketidakpuasan terhada model-model, pendidikan teologis yang tradisonal.
· Istilah pempribumian cenderung dipergunakan dalam pengertian menanamkan injil kedalam suatu budaya tradisional. Sedangkan kontekstual dengan tidak mengabaikan konteks-konteks budaya, memperhitungkan juga proses sekularisasi, teknologi dan perjuangan manusia demi keadilan yang menjadi ciri saat ini dalam sejarah bangsa-bangsa.
· Kerangka-kerangka untuk analisis
ü Pandangan filosofis : apapun pandangan kontekstualisasi, orang yang melakukannya harus memahami berita yang ia inginsampaikan maupun budaya dan pemikiran pendengar yang akan menerimanya. Jelaslah ia harus benar memahmi berita yang disampaikan oleh Allah dalam Alkitab, dan yang memahami juga pendengar yang memilih pengetahuan tentang penyataan Allah secara tidak memadai atau keliru. Oleh karena itu Kontekstuakisasi Kristen harus setia kepada sifat penyataan Alkitab, dan mengroreksi kekurangan dan penyimpangan tentang penyataan dalam tradisi-tradisi keagamaan. Kontekstualisasi Kristen yang sah dan autentik harus sesuai dengan jenis penyataan Allah-Bapa, Anak dan Roh Kudusdanpara penulis Alkitab yang menuntut Firman yang tertulis.
ü Pandangan teologis ; pandangan-pandangan teologis itu sebgaian besar menentukan hasil usaha kontekstualisasi tertentu, memperhatikan pandangan teologi yang melatarbelakangi usaha itu.
ü Pandangan antropologis: Jelaslah bahwa kontekstualisasi meliputi konsep konteks. Komunikasi yang berlangsung dalam konteks kebudayaan merupakan hubungan antara kebudayaan dan bahasa.
ü Pandangan hermeneutis : merupakan penerimaan prapaham seseorang yang mempengaruhi cara memahami, menafsirkan dan memberitakan makna Alkitab. Kitab suci sebagai standar utama untuk mengevaluasi kontekstualisasi. Dlam hal ini timbul pertanyaan tentang aspek-aspek kebenaran injil manakah yang mampu untuk diterapkan secara lintas budaya .
ü Pandangan komunikasi, pandangan ini menunjukan baha penyampaian yang besifat komunikatif berhubungan dengan citra diri. Bagaimana kita menyampaikan sesuatu yang bisa dimengerti dan dipahami oleh komunikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar