Jumat, 10 Desember 2010

perempuan dan naga

NALISIS HISTORIS
WAHYU 12:1-9
A. Analisis historis
Pendahuluan
Kitab Wahyu adalah kitab perjanjian baru yang terakhir, yang dikenal dengan kitab apokalipik. (Istilah apokaliptik (Ing. apocalypse) berasal dari kata Yunani apocalupsis, yang diterjemahkan "Wahyu", penyingkapan, membukakan, membuka tudung, membuka selubung (bnd D.S Russell “Penyingkapan Ilahi” hal 19). Sama seperti pada kebanyakan sastra Alkitabiah, maka kunci pertama kepada eksegesis (pengertian ekseggesis adalah hal yang mempelajari Alkitab secara sistematis Alkitab dengan teliti untuk menemukan arti asli yang ditemukan Godon D.Fee & Dougals Stuart “Hermeneutik” hal 8) kitab Wahyu ialah memeriksa jenis sastranya. Kitab Wahyu sebagai sastra apokaliptik, sebagai sastra nubuat, dan sebagai surat kiriman, sehingga dalam melakukan penafsiran bukan hanya melihat dari konteks historis tapi harus melihat bagaimana penggunaan sastra dalam kitab Wahyu itu sendiri (Godon D.Fee & Dougals Stuart “Hermeneutik” hal 240-244). Adupun kitab Wahyu mempunyai ciri-ciri yang utama yakni:
1. Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai kitab nubuat dan apokaliptik.
2. Sebagai kitab apokaliptik, beritanya disampaikan dalam bentuk lambang-lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan peristiwa yang akan datang sambil memlihara teka-teki atau rahasia tertentu.
3. Banyak sekali angka yang digunakan, termasuk angka 2;3;3,5;4;5;6;7;10;24;42;144;666;1.000;1.260;7000;12.000;144.000. secara khusus angka ini menonjolkan angka tujuh yang terdapat kurang dari 54 kali yang melambangkan kesempurnaan dan kepenuhan.

a) Siapa penulis
Penulis kitab Wahyu yang memperkenalkan diri sebagai Yohanes (Why 1:1,4;22:8), kepada para pembaca. Walaupun penulis penghuni Asia Kecil (tepatnya gubernuran Asia), jelas ia adalah orang Kristen Ibrani. Willy Marxen menuliskan “Telah sering diduga bahwa si pengarang adalah Yohanes sang penatua yang sama, yang aktif di Asia Kecil”. Tapi pada bagian selanjutnya dikatakan bahwa teori ini masih diragukan, kendatipun dikatakan bahwa diketahui namanya namun si pengarang wahyu tetap anonym. Oleh Drs. M.E Duyverman memberikan tinjauan pendek mengenai susunan karangan Yohanes yang keseluruhannya yang mungkin bisa membantu mengenai siapa penulis
“Setelah rasul Yohanes meninggalkan tanah Palestina,-bahkan pada hemat kami, sesudah membaca injil lain. Yohanes mulai mengarang Injilnya berangsur angsur. Yang bertanggung jawab atas bahasanya bukanlah dia, melainkan sekertarisnya (penatua” Yohanes?). Injil itu tidak diterbitkan dahulu . setibanya di Efesus ia menerima kedudukan kehormatan di jemaat-jemaat wilayah Asia. Jika surat-surat Yohanes berasal dari padanya, maka inilah bekas-bekas dari masa yang pertama di sana (sampai kira-kira th 93), waktu ia masih berkeliling mengunjungi jemaat. Agaknya surat Yohanes- sekurang-kurangnya 1 Yohanes- adalah buah hasil pikiran rasul. Yang bertanggung jawab atas bahasa surat-surat bukanlah rasul Yohanes, melainkan sekertarisnya. Lalu Yohanes dibuang di Pulau Patmos. Wahyu diterimanya di sana dan dikarangnya sendiri. Wahyu diterbitkan. Lalu wafatlah Yohanes sang rasul. Kemudian injil Yohanes diselesaikan. Dan diterbitkan. Yang bertanggung jawab ialah sekelompok murid-muridnya(Yoh 21:24), diantaranya sekertarisnya (penatua Yohanes). Bandingkan berita dari abad kedua: sesudah itu Yohanes, seorang rasul dari kedua belas itu, mengarang Wahyu di pulau patmos, kemudian injil ”.
Yang dapat disimpulkan dari tulisan Drs. M.E Duyverman, bahwa yang menulis kitab ini adalah pengikut dari Rasul Yohanes yang bertanggung jawab ialah sekelompok murid-muridnya diantara sekertarisnya (pnt Yohanes?).
Namun agaknya sedikit kabur pernyataan penulis buku diatas, karena dari beberapa penulis buku, yang kami kelompok bisa membaca bahwa, penulis kitab Wahyu tidak ada hubungannya dengan rasul Yohanes. Dan penulis kitab Wahyu adalah pribadi yang mendapatkan pewahyuan yang tidak ada hubungan dengan rasul yang memperkenalkan diri kepada para pembaca sebagai Yohanes, bahkan memperkenalkan diri sebagai nabi (Why 1:2-3; 22:6,9,19).
Dengan demikian, berdasarkan kutipan-kutipan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dan hasil kuliah, maka kami kelompok menyimpulkan bahwa yang menjadi penulis kitab Wahyu adalah penatua Yohanes.
b) Tempat Penulisan
Penulisan kitab Wahyu, berdasarkan, perkenalan penulis kepada para pembaca bahwa dia berada di pulau Patmos (Why 1:9). Patmos (Yun Πάτμος ) adalah pulau dari kepulauan Dodekanese, yang terletak ± 55 km baratdaya dari tepi pantai Asia Kecil , 37º20’ lintang Utara dan 26º34’ bujur Timur. Pulau ini dikatakan pulau bergunung api di laut Aegea Miletus. (W.R.F Browning Kamus Alkitab hal 08 ). Patmos adalah kepulauan yang digunakan sebagai tempat pembuangan oleh pemerintahan Romawi yang ada pada saat itu. Pembuangan yang dilakukan oleh pemerintah kepada Yohanes, ternyata mendaptkan kesempatan bagi dirinya untuk mendapatkan penglihatan, oleh karena Firman Allah dan oleh karena kesaksiannya sendiri.(Willy Marxen, pengantar Perjanjian Baru 343)
c) Siapa Penerima
Penglihatan yang dialami oleh Yohanes, ditujukan kepada ketujuh jemaat yang ada di Asia Kecil. Karena penerimanya adalah ketuju jemaat, yang ada di Asia Kecil(Why1:4), maka pada bagian selanjutnya masih ditujukan surat tersendiri kepada masing-masing jemaat. Adapun nama-nama tujuan surat kepada jemaat: Efesus(Why,2:1-7), Smirna(Why2:8-11), Pergamus(Why2:12-17), Tiatira(Why2:18-29), Sardis(Why3:1-6),Filadelfia(Why3:7-13), Laodikia(Why3:14-22). Dalam hal ini ketujuh jemaat melambangkan permasalahan dan perjuangan jemaat Kristen yang ada di Asia Kecil.
d) Hubungan penulis dengan penerima
Penulis yang telah memperkenalkan diri kepada para pembacanya, memperkenalkan diri sebagai Yohanes. Dan menjadi perhatian disini adalah Yohanes mengenal jemaat-jemaat itu. Why 1:9a “Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan”. Penggalan ayat ini merupakan satu pernyataan dari Yohanes bahwa surat yang dialamatkan kepada para pembacanya, merupakan orang-orang yang sudah dikenal oleh penulis yang saat itu ketika mengirim surat ia berada dalam kesusahan. Dalam hal ini mereka sudah saling mengenal.
e) Waktu penulisan
Mengenai waktu penulisan, kitab Wahyu para penulis mengambil patokan dari tradisi kuno (Iraneus ± th. 200 AD) memberitahukan bahwa kitab ditulis di masa pemerintahan kaisar Domitianus. Penulisan kitab Wahyu ditulis pada tahun 90/95. Dari sekian penulis yang menetapan pentarikhan waktu maka semua hampir berdekatan dengan waktu yang telah ditulis oleh Dr. C. Groenen. Kelompok menyepakati tahun 90/95 karena tulisan-tulisan ini mencerminkam permulaan-permulaan gelombang penganiayaan yang bergejolak dengan kegenasan yang dilakukanb pemerintah Domitianus.
f) Situasi penulisan
1. Situasi umum
Yang menjadi situasi secara umum dari penulisan kitab Wahyu, pada waktu itu orang Kristen yang hadir sebagai kaum minoritas, mengalami penderitaan pada masa pemerintahan kaisar Domitianus. Situasi yang sangat memprihatinkan untuk umat Kristen yang ada pada waktu itu, dimana mereka berhadapan dengan orang kafir. Pola ibadah yang dilaksanakan oleh orang kafir tidak bisa diikuti oleh orang Kristen, sebagai orang yang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus. Pada waktu itu muncul lagi hambatan kepada orang-orang Kristen, dimana kaisar Domitianus memperkenalkan diri sebagai dewa, dan memproklamirkan bahwa semua masyrakat yang ada harus menyembah sebagai Dominus et Deus. Pembantaian terjadi ketika orang-orang Kristen tidak menaati pemujaan terhadap kaisar, dan menolak mempersembahkan kurban dihadapan patungnya. (www.sabda.com )
2. Situasi khusus
Situasi khusus yang terjadi pada waktu itu tercermin dari penulisan surat yang dialamatkan kepada ketujuh jemaat yang ada di Asia Kecil. Adapun situasi khusus yang terjadi sebagai berikut.
a. Efesus, adalah kota yang terletak di pantai barat Turki modern. Letak kota itu di muara S Kayster, di antara pegunungan Koresos dan laut. Situasi yang terjadi berdasarkan (Why,2:1-7) dimana mereka telah meninggalkan kasih yang semula(Why, 2:4). Yang dimaksudkan dengan meninggalkan kasih yang semula, yaitu kasih terhadap Tuhan dan terhadap anggota-anggota jemaat.
b. Smirna , adalah suatu kota yang terletak di kerajaan Roma di propinsi Asia, di pantai laut Egea. Smirna adalah salah satu kota pelabuhan atau kota perdagangan yang berada di sebelah Utara Efesus dan sebelah selatan Sardis. Situasi yang terjadi berdasarkan (Why2:8-11), dari segi sosial dan ekonomi jemaat yang ada di Smirna mengalami kesusahan dan penderitaan. Jemaat di Smirna itu rupa-rupanya telah banyak mengalami penderitaan dari pihak-pihak orang-orang Yahudi, yang menyampaikan fitnah terhadap mereka kepada pemerintah Romawi.
c. Pergamus, adalah Kota propinsi Romawi Asia, di sebelah barat negeri yang sekarang disebut Turki Asia. Pergamus meliputi semenanjung lembah yang luas dari Kaikus. Barangkali tempat permukiman sejak zaman purba. Setelah Fileterus memberontak melawan Lisimakhus, raja Trake (282 sM), Pergamus menjadi ibu kota kerajaannya. Tapi diwariskan oleh Atalus III kepada orang Roma thn 133 sM. Pemerintah Roma membuatnya propinsi Asia(Why2:12-17). Situasi yang terjadi di kota ini adalah mereka meluluskan tinggal diantara mereka orang-orang yang berpegang kepada ajaran yang mengikuti ajaran Nikolaus, yang mengikuti ajaran Bileam yang menurut (Bil31:16) menyesatkan orang-orang Israel untuk berzinah dan menyembah berhala. (Why 2:14-15) (J.J de Heer “Wahyu Yohanes ”hal 42)
d. Tiatira, adalah kota di propinsi Romawi wilayah Asia, di sebelah barat dari negara Turki sekarang. Kedudukan kota ini sangat penting di "tanah genting" yang menghubungkan lembah Hermus dengan lembah Kaikus. Kota itu merupakan tempat pasukan pengawal perbatasan, pertama pada perbatasan barat daerah raja Seleukus dari Siria yang mendirikan kota itu pada abad ke-4 sebelum Masehi, dan kemudian sesudah penguasa berganti perbatasan bagian timur kerajaan Pergamus (Why 2:18-29). Situasi yang terjadi di jemaat ini adalah seorang nabi palsu nama Izebel bukanlah nama sendiri tapi nama simbolis yang diambil dari nama guru, permaisuri raja Akhab yang memajukan penyembahan berhala di teater. Perempuan di tiatira ini mempunyai pendapat-pendapat yang gnostis/libertinis sama dengan pengikut Nikolaus ia mengajarkan seorang Kristen boleh berbuat sundal dan boleh makan persembahan-persembahan berhala asalkan saja dia mengenal Allah dalam hatinya,
e. Sardis adalah kota di propinis Romawi wilayah Asia, disebelah barat dari apa yang sekarang dikenal, sebagai Turki Asia. Sardis adalah ibukota kerajaan kuno Lidia adalah kekuatan asing yang terbesar, yang harus dihadapi oleh orang Yunani sewaktu menjajah Asia Kecil. Situasi yang terjadi di Sardis berlangsung kebaktian-kebaktian yang teratur sakramen-sakramen dilayangkan dna perkataan-perkataan Kristen dipergunakan. Tetapi kehidupan jemaat tidak bersesuaian dengan apa yang dikatakan di atas tadi.
f. Filadelfia adalah kota di propinsi Roma wilayah Asia, di sebelah barat dari daerah yang sekarang dinamai Turki Asia. Kota itu barangkali didirikan oleh Emenes, raja Pergamus, pada abad 2 sM, dan pasti diberi nama adiknya Atalus, yg karena ketaatan adiknya itu diberi nama Filadelfus. Tempatnya di dekat ujung udik suatu lembah yang lebar, yang menurun melalui Sardes menuju laut dekat Smirna; dan berada di ambang pintu dari daerah dataran tinggi yang luas dan subur, yang menghasilkan banyak bagi kemakmuran dagangnya. Daerah itu merupakan kawasan gempa. Suatu gempa yang dahsyat memusnahkan kota itu pada tahun 17 M; dan sewaktu getaran dengan masa selang yang singkat susul menyusul, orang-orang mengungsi ke luar kota dan tinggal di tenda-tenda (Strabo, Geography, 12.8.18 [579]; 13.4.10 [628]). Sesudah dana dari kerajaan diberikan sebagai bantuan untuk membangunnya kembali, kota itu memakai nama baru, Neokaisaria. Kemudian pada pemerintahan Vespasianus, memakai nama raja Roma lain, yaitu Flavia. Kota ini terkenal karena banyaknya candi dan pesta-pesta keagamaan. Di tempat semula, sekarang terdapat kota Alasehir. Situasi yang terjadi kekuatan di jemaat Filadelfia hanyalah kecil saja karena jumlah anggota-anggota jemaat atau oleh kerena anggota-anggota jemaat hanya tergolong pada tingkat rendahan. Tetapi Allah mengikuti jemaat itu karena mereka menuruti firman Kristus dan tidak menyangkal nama Yesus.

g. Laodikia adalah satu kota di propinsi Romawi wilayah Asia. Letaknya di bagian barat negara Turki. Kota itu didirikan oleh Antiokhus II dari wangsa Seleukid pada abad 3 sM, dan dinamai menurut nama permaisurinya, Laodike. Laodikia berada di persimpangan jalan raya utama, yaitu jalan raya lintas Asia Kecil yang membentang ke barat menuju ke pelabuhan-pelabuhan Miletus dan Efesus, kr 160 km jauhnya; ke arah timur lewat lereng yang landai menuju dataran tinggi di bagian tengah dan dari situ terus menuju Siria. Ada jalan lain ke arah utara menuju ibukota propinsi yaitu Pergamus, dan ke selatan menuju pantai ke Atalia. Letaknya begitu strategis, maka kota ini menjadi pusat perdagangan yang sangat makmur, terutama pada zaman pemerintahan Romawi. Ketika kota itu hancur karena gempa bumi yg hebat thn 60 M, kota itu sanggup menolak tawaran bantuan biaya pembangunan kembali dari kaisar. Laodikia menjadi pusat yang penting untuk perbankan dan pertukaran (Cicero, ad Fam 3.5.4). Situasi yang terjadi di kota ini adalah Allah mencela jemaat Laodikia bahwa dia tidak dingin dan tidak panas, melainkan suam-suam kuku cumin di Laodikia merasa dirinya kaya. Ada dua pendapat yang mungkin yaitu merasa mereka kaya akan benda-benda jesmani atau mungkin saja mereka merasa kaya secara rohani. Allah mengatakan bahwa keadaan jemaat itu malang

g) Maksud dan tujuan penulisan
Maksud dan tujuan penulisan dari kitab Wahyu adalah:
1. Surat-surat kepada ketujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang parah dari standar kebenaran rasuli, sedang terjadi di antara banyak orang di Asia. Atas nama Kristus , untuk menegur tindakan kompromi dan dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dna berbalik kepada kasih mereka yang semula
2. Penganiayaan yang dilakukan oleh kaisar Domitianus karena ingin memuja dirinya, sehingga tulisan ini dikirim untuk meneguhkan iman, ketetapan hati, kesetiaan mereka kepada yesus Kristus, dan memberi semangat kepada mereka untuk setia sampai mati.
3. Memberi pemberitahuan bahwa hari Tuhan akan datang, sehingga ia akan menegakan keadilan kepada mereka yang tetap setia sampai pada penghukuman Tuhan kepada bangsa yang telah menindas mereka. Memberikan pengharapan kepada kedatangan Kristus kembali.
Negara boleh berkuasa tapi ada yang lebih berkuasa dari kaisar, yaitu Dia yang datang dengan kemuliaan. Dia yang digambarkan sebagai Anak Domba yang layak disembelih dan yang penuh murka yang akan datang menghukum dunia dan membersihkan dari kejahatan. Oleh karena itu kitab Wahyu ditulis untuk menghibur para jemaat yang merasakan permusuhan dunia yang makin bertambah ini dan untuk memperingatkan orang Kristen yang lalai dan ceroboh serta mudah tergoda untuk meleburkan diri dengan dunia.(www.wahyu.com )
B. Analisis teks
1. simbol-simbol dalam teks :
• Berselubungkan matahari : dilindungi oleh kemuliaan Allah
• Bulan dibawah kaki : merupakan symbol dari filsafat di mana pemikirannya tidak sama dengan kehendak Allah sehingga di injak-injak oleh gereja.
• Mahkota dua belas bintang: simbol mahkota adalah kekuasaan dan kedua belas bintang adalah symbol dari kedua belas suku Israel.
• Seekor naga merah padam: seorang kaisar dalam hal ini menunjuk kepada kaisar Domitianus.
• Kepala tujuh tanduk sepuluh : kekuatan dan kehormatan. Kadang-kadang digunakan dalam arti negatif untuk mengacu pada kesombongan.
• Sepertiga dari bintang-bintang di langit: Merupakan symbol dari perampasan kekuasaan.
• Anak laki-laki : Menurut istilah Ibrani hal ini dimaksudkan kepada tiap-tiap keturunan walaupun sampai pada cucu-cici turun temurun, Kej 29:5; 2Sam 19:24; yang dimaksudkan ialah: murid, anak angkat, ataupun yang seiman di sebut juga “anak laki-laki”.
• Malaikat : Malaikat dalam Alkitab menurut etimologi dan pengertian adalah pesuruh Allah, yang mengenal-Nya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan dari pada manusia. (Ensiklopedi jilid M-Z : 15).
• Mikhael : Mikael adalah seorang malaikat yang dalam kitab-kitab pseudepigrafa dipandang sebagai pelindung dan pembela Israel. Dalam ktab Daniel, Mikael lebih menonjol sebagai penjaga umat Yahudi terhadap ancaman kekuasaan fasik dari Yunani dan Persia. Dan muncul kembali nama Mikhael dalam Wahyu 12 di mana Mikael berperang di sorga melawan naga. (Ensiklopedi jilid M-Z : 54).

2. pokok-pokok pikiran`
• ayat 1-2: Perempuan yang sedang mengandung dan yang menderita
• ayat 3-4: Seekor naga merah padam
• ayat 5-6: Lahirnya seorang anak laki-laki dan pemeliharaan perempuan oleh Allah
• ayat 7-9 : Perang bala tentara sorga dan naga.

3. kata-kata kunci
• malaikat : Malaikat dalam Alkitab (Ibrani mal'akh, Yunani angelos) menurut etimologi dan pengertian, adalah pesuruh Allah, yg mengenal-Nya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan daripada manusia. Malaikat tentu adalah makhluk, tapi suci dan mantap, walaupun mempunyai kemauan yg bebas dan karena itu bisa terpengaruh terhadap godaan dan dosa. Terdapat banyak acuan mengenal kejatuhan beberapa malaikat, di bawah pimpinan Setan (Ayb 4:18; Mat 25:41; 2 Ptr 2:4; Why 12:9),
• perempuan : (Ibrani 'isysya, Yunani gune). Perempuan dan lelaki dijadikan 'dalam gambar Allah' (Kej 1:27), dan perempuan adalah 'penolong yg sepadan' bagi laki-laki (Kej 2:20). *HAWA.
• naga : Seekor monster apokalyptik yang disamakan dengan setan atau Seekor binatang laut mitologis yang luar biasa besarnya. Di dalam PL dinyatakan, bahwa mewakili semua kekuatan bencana: Seekor naga yang hidup di laut dengan berbagai kepala, yang dihancurkan oleh Yahwe, waktu ~L bangkit melawanNya bersama-sama --> air pasang waktu dahulu kala (Mazm 74:13-14). Di dalam naskah-naskah Ugarit dibuktikan, bahwa bentuk itu diambil dari mitologi Fenesia. Menurut Ayub 3:8, dilukiskan sebagai naga di langit yang menelan matahari dan bulan. Juga di dalam pikiran apokaliptik (Wahy 12:13) dan pikiran apokrif, memperoleh suatu penceritaan mitos yang baru.
• anak : merupakan ungkapan metafora salah satu gelar Kristus. Sebagai "Anak Allah", Kristus memiliki sifat Ilahi. Sebagai "Anak Manusia", Ia - seperti kita - memiliki sifat manusiawi. Namun Ia tetap satu Oknum. Mzm 2:7; 8:5; Yes 9:5; Dan 7:13; Mat 3:17; Mrk 2:10; Luk 9:35; Yoh 1:14; Kis 7:56; Rm 1:3; 1 Kor 15:28; Kol 1:13; Ibr 1:2; 2 Ptr 1:17; 1 Yoh 1:7; Why 1:13; 12:5; 14:14, dll.

4. Tafsiran
• ayat 1-2: Perempuan yang sedang mengandung dan yang menderita
“Ayat 1: Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ayat 2: Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan”. Pada ayat pertama Yohanes melihat satu tanda besar dilangit, kata Yunani yang dipergunakan di sini (en toi ouranoi) dapat diterjemahkan “didalam surga” tetapi dapat juga diterjemahkan dengan di langit atau di “langit” atau di “cakrawala” yang paling tepat adalah di langit atau di cakrawala karena apa yang dilihat Yohanes yakni bahwa seekor naga mau menelan seorang anak tidak mungkin dapat terjadi di dalam sorga(de Heer). Menurut Dianne Bergant cerita mengenai wanita dan naga ini menggunakan kekayaan simbolisme mitos-mitos dari Timur kuno, sumber-sumber Yahudi dan Yunani. Banyak persamaan-persamaan yang mau diungkapkan oleh para ahli yang dapat dicocokkan dalam peristiwa-peristiwa dalam bagian ini. “Seorang wanita berselubungkan matahari” kalimat ini mempunyai arti bahwa umat Allah atau Gereja dilindungi oleh kemuliaan Allah. Yohanes melihat di cakrawala seorang perempuan yang dihiasi dengan kemuliaan besar sekeliling perempuan itu bersinar cahaya seperti terang matahari (helios). Ungkapan ini bisa saja dikutip dari Mazmur 104:2. Perempuan ini sering kali disebutkan sebagai ibu Kristus (teo tokos) atau ibu Tuhan yang melahirkan Kristus, namun perempuan ini tidak menggambarkan Maria karena yang lebih ditekankan mengenai perempuan adalah gereja atau umat Allah yang melahirkan pengharapan di dalam Yesus Kristus. Ada tafsiran lain mengatakan bahwa bulan yang dibawa kaki perempuan itu dikatakan bahwa kebijaksanaan manusia yang sama seperti bulan yang berubah setiap kali sedangkan gereja yang berpegang teguh pada firman Allah,yang tak berubah-ubah menginjak-nginjak filsafat itu dengan kakinya. Kata itu memang sangat indah tapi tidak ada bukti sama sekali untuk membuktikan maksud dari ayat tersebut.
“Mahkota dua belas bintang di atas kepalanya” ini melambangkan kedua belas suku Israel. Dalam kejadian 37:9 dalam mimpi Yusuf matahari, bulan dan bintang-bintang muncul sebagai gambaran Israel. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Allah di dalam penglihatan yang diperlihatkan-Nya oleh Yohanes menggunakan data-data dari perjanjian lama. Pada ayat 2 digambarkan penderitaan gereja lebih tepat penderitaan geraja pada perjanjian lama. Tidaklah secara kebetulan untuk sakit beranak sama dengan teriakan kesakitan dari pihak perempuan dalam penglihatan itu. Kata-kata ini hampir sama seperti yang dipakai dalam Yesaya 6:24 dan dalam Mikah 4:`10, diayat-ayat yang disebutkan itu yang dimaksudkan dengan sakit beranak adalah penderitaan Israel.
• ayat 3-4: Seekor naga merah padam
Yohanes melihat bahwa anak yang akan dilahirkan itu terancam oleh bahaya yakni dari pihak seekor naga yang bertekad untuk menelan anak itu. Naga yang dilihat Yohanes adalah merah padam warna itu menyatakan kekejaman. Ketujuh kepala dan kesepuluh tanduk menyatakan kekuatan. Yang dimaksudkan dengan naga dalam penglihatan ini adalah iblis, pola yang dipakai untuk menggambarkan naga itu hampir seluruhnya terdapat dalam perjanjian lama seekor binatang yang banyak kepalanya ada kita temukan dalam Daniel 7:6 dan Maz 74:14 dan seekor binatang yang bertanduk sepuluh dalam Daniel7:7. Khususnya ular yang mau menelan anak ini adalah sangat besar persamaannya dengan ular dalam Kejadian 3:15 adalah musuh perempuan dam ketururnannya. Selanjutnya ada diterangkan dalam ay 4 bahwa sang naga menyeret jatuh dari ekornya sepertiga dari bintang-bintang di langit sudah tentu inilah kutipan dari Dan 8:10 barangkali itulah orang-orang Israel yang dibunuh oleh raja Antiokhius karena mereka tidak mau menyangkal iman mereka. Beberapa penafsir masih menyebutkan satu kemungkinan bahwa bintang-bintang tersebut adalah malaikat-malaikat yang dibujuk oleh Iblis yuntuk menjadi pengikutnya. Dalam hal ini si iblis sangat ingin merusak ciptaan Allah.
Dalam pembahasan mengenai anti Kristus dapat dilihat bahwa orang-orang timur memahami penciptaan dalam terang pertarungan antara naga dan Allah pencipdta keteraturan. Dikuil marduk yang dipercayai penciptaan di Babel ada satu patung ular yang memancarkan cahaya merah, yang melambangkan naga kekacauan yang telah dikalahkan. Hampir dapat dipastikan dari sinilah Yohanes mendapatkan gambarannya. Naga sebagai musuh tua Allah, adalah sosok yang umum dan mengerikan dalam dunia pemikiran kuno, naga ini memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk, ini melambangkan kekuasaan yang besar, ia memiliki tujuh mahkota raja ini melambangkan kekuasaan yang lengkap atas kerajaan-kerajaan di dunia ini yang melawan kerajaan Allah. Gambaran tentang naga yang menyeret bintang-bintang di langit dengan ekornya berasal dari gambaran kitab Daniel tentang tanduk kecil yang melemparkan bintang-bintang ke bumi dan menginjak-injak mereka. Gambaran tentang naga yang menunggu untuk melawan anak itu berasal dari Yeremia yang berbicara tentang Nebukadnesar yang “Menenelan aku seperti ular naga”
• ayat 5-6: Lahirnya seorang anak laki-laki dan pemeliharaan perempuan oleh Allah
Anak yang dilahirkkan wanita itu, ditakdirkan untuk memerintah bangsa-bangsa dengan tongkat besi. Sebagaimana dapat dilihat kutipan dari Mazmur 29, menyatakan bahwa anak itu adalah Mesias. Ketika anak itu dilahirkan di diselamatkan dari naga itu dengan jalan dirampas dan dibawah ke surga, kehadapan tahta Allah. Kata yang dipakai untuk merampas anak ini, sama dengan yang dipakai dalam satu Tesalonika 4:17 untuk menjelaskan orang-orang Kristen yang diangkat untuk menemui Tuhan. Pada ayat yang keenam dapat dibaca tentang perempuan itu yang lari kepadang gurun untuk menghindari serangan naga. Dengan pertolongan Allah ia masuk kedalam satu tempat yang disediakan baginya supaya dia dipelihara. Ada du peristiwa secara khusus ada dalam benak Yohanes, pertama pada masa Antiokhus Epifanes ketika ada ancaman hukuman mati, bila orang menaati hukum taurat dan beribadah kepada Allah yang benar, banyak orang yang mencari keadilan dan lari kepadang gurun dan tinggal disana. Yang kedua dilihat dari kata-kata Yesus kepada para murid-muridnya mengenai akhir zaman dimana mereka melihat datanganya teror-teror terakhir, mereka harus lari ke padang gurun.
Gereja harus melarikan diri ke padang gurun, dan padang gurun itu sunyi. Bagi orang-orang Kristen mula-mula kehidupan itu sunyi mereka diasingkan dalam dunia kekafiran. Ada kalanya kesaksian dari orang-orang Kristen itu tidak terdengar, tetapi dalam keheningan manusiawi tetap ada penyataan ilahi.
• ayat 7-9 perang bala tentara sorga dan naga.
Penglihatan tentang naga yang dikalahkan, yang mulanya digambarkan dengan adanya peperangan di sorga antara si naga, si ular tua yaitu si iblis dengan malaikat-malaikatnya yang jahat (ay. 9) dengan Mikhael malaikat yang terkemuka dengan malaikat-malaikatnya yang baik. Ini membuktikan bahwa kitab wahyu mengikuti kitab Daniel dalam hal ini Daniel 10:13-11:1 tentang peperangan Mikhael sebagai malaikat pelindung Israel melawan roh-roh yang jahat dari Persia dan Yunani. Sama halnya dengan kitab Wahyu Mikhael bertindak lagi sebagai malaikat pelindung Allah, dan dibantu oleh malaikat-malaikatnya. Yang dimaksud dengan malaikat-malaikatnya adalah yang membantu Mikhael atau juga pasukan malaikat yang dikepalai oleh Mikhael. Pada ayat yang kedelapan iblis dan malaikat-malaikatnya tidak dapat bertahan sehingga mereka tidak dapat lagi tempat-tempat di sorga. Pada ayat 8 ini mengingatkan pada Daniel 2:35 tentang tradisi bahwa iblis jatuh dari langit dan dihubungkan dengan zaman Mesias yang tampak dalam ungkapan Yesus dalam Luk 10:18 dan Yoh 12:31.
Pada ayat yang kesembilan dikatakan sekali lagi dengan jelas siapa naga itu yaitu adalah si ular tua yaitu ular yang diwaktu pelampau pada permulaan sejarah, menyesatkan orang-orang pertama. .Ada gema cerita kuno tentang perang purba. Setan mulanya adalah malaikat yang memiliki pikiran yang tidak masuk akal untuk menempatkan tahtanya lebih tinggi dari tahta Allah (2 Henokh 29:4-5) dan kemudian dilemparkan dari surga. Orang Babel memiliki cerita yang sama tentang Isthar (dewa bintang pagi), ia juga memberontak melawan Allah dan dilemparkan kebawah dari sorga. Ketika setan dilempar dari sorga maka tempat tinggalnya adalah udara ini alasannya mengapa dia kadangkala disebut sebagai penguasa udara atau angkasa (Efs 2:2).
Ada garis pemikiran yang jelas dalam perjanjian lama ketika setan digambarkan sebagai malaikat dibawah kekuasaan Allah dan bisa masuk kehadapan Allah. Untuk memahami konsep tentang setan ini, kita lebih dahulu harus memahami istilah setan. Setan berarti musuh atau lawan. Dalam perjanjian lama, setan adalah malaikat penuntut yang mengajukan tuntutan yang melawan manusia dihadapan Allah. Jadi ia adalah lawan manusia, musuh manusia. Dengan demikian bahwa dalam perjanjian lama setan adalah malaikat pendakwa ketika seseorang yang sedang diadili oleh Allah sedangkan Mikhael adalah pembela. Tetapi dalam perjanjian baru setan menjadi iblis. Istilah Yunaninya adalah diabolos yang artinya pemfitnah. Jadi dalam perjanjian baru setan menjadi penggoda manusia dan menjai musuh Allah.
C. Analisis teologi
Dalam kitab Wahyu khususnya, Wahyu 12:1-9 mau menggambarkan bagaiman umat Tuhan dalam penderitaan. Penderitaan yang mereka alami dari pemerintah kaisar yang digambarkan sebagai naga merah padam, sangat membuat umat Tuhan pada waktu itu terlalu menderita. Kehidupan dalam mempertahankan keyakinan ditengah-tengah situasi pada waktu itu membuat orang Kristen berada dalam kesengsaraan. Penindasan oleh kaisar sebagai kepala kekaisaran, seolah-olah tidak menginginkan akan kehadiran dari orang-orang Kristen yang ada di tujuh jemaat.
Penderitaan umat Tuhan pada waktu itu yang telah dilihat oleh Yohanes mendapatkan jawaban dari Tuhan, dimana Mesias yang bukan hanya menjadi pengharapan dalam perjanjian lama , tapi sudah ada dan akan ada menjadi harapan bersama ketika jemaat dilanda dalam penderitaan. Allah yang berkuasa, yang menegakan keadilan mengadakan peperangan dengan Iblis yang dikepalai oleh Malaikat Mikhael. Ini menandakan bahwa akan ada keadilan yang akan ditegakan, dan akan mengalahkan naga yaitu kaisar. Dan jemaat akan dipulihkan.
D. Relevansi
HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) adalah salah satu organisasi gereja yang manjadi anggota PGI. Kehidupan beragama dalam kemajemukan bangsa Indonesia merupakan peluang terjadinya hidup rukun dan damai. Ditengah-tengah kemajemukan ini gereja hadir dilamnya untuk mempukan dan memperlengkapi umat Tuhan yang ada di dalam kasih dan pengharapan akan Yesus Kristus. Demikian pula dengan jemaat HKBP yang ada ditanah jawa. Ini merupakan tugas gereja didalam mengembangkan misi kerajaan Allah, dimuka bumi ini.
Misi gereja yang telah dijalankan oleh jemaat HKBP ternyata tidak direspon secara baik oleh pemerintah setempat yang ada di Ciketing Bekasi. Pemerintah dalam hal ini tidak melindungi gereja yang tumbuh dan berkembang. Kebebasan memilih lahan gereja dan menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai persekutuan didalam Kristus, menjadi masalah yang kini diperjuangkan oleh PGI. Kebebasan beragama yang tidak dihormati oleh pemerintah ini juga mengakibatkan terjadi penusukan kepada pendeta HKBP. Ini merupakan tantangan gereja sekarang ini dimana kebebasan beragama dan memeluk agama masing-masing masih menjadi hal yang sulit dikalaangan bangsa Indonesia.
Pandangan terhadap kaum minoritas untuk umat Kristen yang ada di Indonesia sangat kelihatan. Dari tahun ketahun bukan hanya jemaat HKBP yang dilanda tantangan tetapi semua jemaat Tuhan yang ada di tanah Jawa dan sekitar. Pembakaran gereja dan pembokaran paksa terhadap gedung-gedung gereja, menjadi warna perkembangan gereja yang ada di Indonesia.
Dengan masalah yang ditemui oleh gereja, perikop ini hadir untuk menguatkan, memampukan, menghibur dan memperlengkapi jemaat/umat Tuhan yang ada untuk tidak menyerah dengan situasi yang menantang gereja dalam perkembangannya. Sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk hidup dalam persatuan membela umat Tuhan yang menderita sambil berharab bahwa akan datang keadilan didalam kehidupan jemaat. Ungkapan gereja makin dibabat, makin merambat membuktikan bahwa meskipun berada dalam masalah dan tantangan tetapi gereja tidak akan lenyab dan bertumbuh dalam pengharapan dan kasih Tuhan. Tuhan akan melahirkan keadilan dan akan menolong gereja-Nya yang berseru-seru dan bertindak dalam kebenaran sesuai Firmannya.








DAFTAR PUSTAKA


• Buku-buku

Barclay,William.Pemahaman Alkitab Setiap Hari”kitab Wahyu Kepada Yohanes Pasal 6-22”. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007.
Bergant, Dianne.Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kaninsius,2002.
Daalan, David.van H. Pedoman Ke Dalam Kitab Wahyu Yohanes. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2004.
Duyverman,M.E. Pembimbing Kedalam Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1981.
Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2006.
Fee.D.Gordon& Stuart Douglas. Hermeneutik. Jawa Timur: Gandum Mas, 2006
Groenen,C. Pengantar Kedalam Perjanjian Baru.Yogyakarta: Kaninsius,1992.
Heer,J.de Je. Wahyu Yohanes. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2008
Marxsen, Willi. Pengantar Perjanjian Baru. Jawa Timur: Gandum Mas, 2008..
Russell,D.S. Penyingkapan Ilahi.Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007.
Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta: YKBK,2008
Tenney,C.Merril. Surveri Perjanjian Baru. Jawa Timur: Gandum Mas, 2006.

• Alkitab, Ensiklopedi, Kamus,.
Alkitab. Jakarta: LAI, 2009.
Browning,W.R.F. Kamus Alkitab. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007.
Ensikloperdi Alkitab Masa Kini A-L. Jakarta:YKBK/OMF,2007.
_________________________ M-Z. Jakarta:YKBK/OMF,2008.
Drewes,B.F. Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2010.
Soedarmo,R. Kamus Istilah Teologi. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2008.

• Website
www.sabda.com
www.revalationhermeneutic.com
ANALISIS HISTORIS
WAHYU 12:1-9
A. Analisis historis
Pendahuluan
Kitab Wahyu adalah kitab perjanjian baru yang terakhir, yang dikenal dengan kitab apokalipik. (Istilah apokaliptik (Ing. apocalypse) berasal dari kata Yunani apocalupsis, yang diterjemahkan "Wahyu", penyingkapan, membukakan, membuka tudung, membuka selubung (bnd D.S Russell “Penyingkapan Ilahi” hal 19). Sama seperti pada kebanyakan sastra Alkitabiah, maka kunci pertama kepada eksegesis (pengertian ekseggesis adalah hal yang mempelajari Alkitab secara sistematis Alkitab dengan teliti untuk menemukan arti asli yang ditemukan Godon D.Fee & Dougals Stuart “Hermeneutik” hal 8) kitab Wahyu ialah memeriksa jenis sastranya. Kitab Wahyu sebagai sastra apokaliptik, sebagai sastra nubuat, dan sebagai surat kiriman, sehingga dalam melakukan penafsiran bukan hanya melihat dari konteks historis tapi harus melihat bagaimana penggunaan sastra dalam kitab Wahyu itu sendiri (Godon D.Fee & Dougals Stuart “Hermeneutik” hal 240-244). Adupun kitab Wahyu mempunyai ciri-ciri yang utama yakni:
1. Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai kitab nubuat dan apokaliptik.
2. Sebagai kitab apokaliptik, beritanya disampaikan dalam bentuk lambang-lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan peristiwa yang akan datang sambil memlihara teka-teki atau rahasia tertentu.
3. Banyak sekali angka yang digunakan, termasuk angka 2;3;3,5;4;5;6;7;10;24;42;144;666;1.000;1.260;7000;12.000;144.000. secara khusus angka ini menonjolkan angka tujuh yang terdapat kurang dari 54 kali yang melambangkan kesempurnaan dan kepenuhan.

a) Siapa penulis
Penulis kitab Wahyu yang memperkenalkan diri sebagai Yohanes (Why 1:1,4;22:8), kepada para pembaca. Walaupun penulis penghuni Asia Kecil (tepatnya gubernuran Asia), jelas ia adalah orang Kristen Ibrani. Willy Marxen menuliskan “Telah sering diduga bahwa si pengarang adalah Yohanes sang penatua yang sama, yang aktif di Asia Kecil”. Tapi pada bagian selanjutnya dikatakan bahwa teori ini masih diragukan, kendatipun dikatakan bahwa diketahui namanya namun si pengarang wahyu tetap anonym. Oleh Drs. M.E Duyverman memberikan tinjauan pendek mengenai susunan karangan Yohanes yang keseluruhannya yang mungkin bisa membantu mengenai siapa penulis
“Setelah rasul Yohanes meninggalkan tanah Palestina,-bahkan pada hemat kami, sesudah membaca injil lain. Yohanes mulai mengarang Injilnya berangsur angsur. Yang bertanggung jawab atas bahasanya bukanlah dia, melainkan sekertarisnya (penatua” Yohanes?). Injil itu tidak diterbitkan dahulu . setibanya di Efesus ia menerima kedudukan kehormatan di jemaat-jemaat wilayah Asia. Jika surat-surat Yohanes berasal dari padanya, maka inilah bekas-bekas dari masa yang pertama di sana (sampai kira-kira th 93), waktu ia masih berkeliling mengunjungi jemaat. Agaknya surat Yohanes- sekurang-kurangnya 1 Yohanes- adalah buah hasil pikiran rasul. Yang bertanggung jawab atas bahasa surat-surat bukanlah rasul Yohanes, melainkan sekertarisnya. Lalu Yohanes dibuang di Pulau Patmos. Wahyu diterimanya di sana dan dikarangnya sendiri. Wahyu diterbitkan. Lalu wafatlah Yohanes sang rasul. Kemudian injil Yohanes diselesaikan. Dan diterbitkan. Yang bertanggung jawab ialah sekelompok murid-muridnya(Yoh 21:24), diantaranya sekertarisnya (penatua Yohanes). Bandingkan berita dari abad kedua: sesudah itu Yohanes, seorang rasul dari kedua belas itu, mengarang Wahyu di pulau patmos, kemudian injil ”.
Yang dapat disimpulkan dari tulisan Drs. M.E Duyverman, bahwa yang menulis kitab ini adalah pengikut dari Rasul Yohanes yang bertanggung jawab ialah sekelompok murid-muridnya diantara sekertarisnya (pnt Yohanes?).
Namun agaknya sedikit kabur pernyataan penulis buku diatas, karena dari beberapa penulis buku, yang kami kelompok bisa membaca bahwa, penulis kitab Wahyu tidak ada hubungannya dengan rasul Yohanes. Dan penulis kitab Wahyu adalah pribadi yang mendapatkan pewahyuan yang tidak ada hubungan dengan rasul yang memperkenalkan diri kepada para pembaca sebagai Yohanes, bahkan memperkenalkan diri sebagai nabi (Why 1:2-3; 22:6,9,19).
Dengan demikian, berdasarkan kutipan-kutipan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dan hasil kuliah, maka kami kelompok menyimpulkan bahwa yang menjadi penulis kitab Wahyu adalah penatua Yohanes.
b) Tempat Penulisan
Penulisan kitab Wahyu, berdasarkan, perkenalan penulis kepada para pembaca bahwa dia berada di pulau Patmos (Why 1:9). Patmos (Yun Πάτμος ) adalah pulau dari kepulauan Dodekanese, yang terletak ± 55 km baratdaya dari tepi pantai Asia Kecil , 37º20’ lintang Utara dan 26º34’ bujur Timur. Pulau ini dikatakan pulau bergunung api di laut Aegea Miletus. (W.R.F Browning Kamus Alkitab hal 08 ). Patmos adalah kepulauan yang digunakan sebagai tempat pembuangan oleh pemerintahan Romawi yang ada pada saat itu. Pembuangan yang dilakukan oleh pemerintah kepada Yohanes, ternyata mendaptkan kesempatan bagi dirinya untuk mendapatkan penglihatan, oleh karena Firman Allah dan oleh karena kesaksiannya sendiri.(Willy Marxen, pengantar Perjanjian Baru 343)
c) Siapa Penerima
Penglihatan yang dialami oleh Yohanes, ditujukan kepada ketujuh jemaat yang ada di Asia Kecil. Karena penerimanya adalah ketuju jemaat, yang ada di Asia Kecil(Why1:4), maka pada bagian selanjutnya masih ditujukan surat tersendiri kepada masing-masing jemaat. Adapun nama-nama tujuan surat kepada jemaat: Efesus(Why,2:1-7), Smirna(Why2:8-11), Pergamus(Why2:12-17), Tiatira(Why2:18-29), Sardis(Why3:1-6),Filadelfia(Why3:7-13), Laodikia(Why3:14-22). Dalam hal ini ketujuh jemaat melambangkan permasalahan dan perjuangan jemaat Kristen yang ada di Asia Kecil.
d) Hubungan penulis dengan penerima
Penulis yang telah memperkenalkan diri kepada para pembacanya, memperkenalkan diri sebagai Yohanes. Dan menjadi perhatian disini adalah Yohanes mengenal jemaat-jemaat itu. Why 1:9a “Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan”. Penggalan ayat ini merupakan satu pernyataan dari Yohanes bahwa surat yang dialamatkan kepada para pembacanya, merupakan orang-orang yang sudah dikenal oleh penulis yang saat itu ketika mengirim surat ia berada dalam kesusahan. Dalam hal ini mereka sudah saling mengenal.
e) Waktu penulisan
Mengenai waktu penulisan, kitab Wahyu para penulis mengambil patokan dari tradisi kuno (Iraneus ± th. 200 AD) memberitahukan bahwa kitab ditulis di masa pemerintahan kaisar Domitianus. Penulisan kitab Wahyu ditulis pada tahun 90/95. Dari sekian penulis yang menetapan pentarikhan waktu maka semua hampir berdekatan dengan waktu yang telah ditulis oleh Dr. C. Groenen. Kelompok menyepakati tahun 90/95 karena tulisan-tulisan ini mencerminkam permulaan-permulaan gelombang penganiayaan yang bergejolak dengan kegenasan yang dilakukanb pemerintah Domitianus.
f) Situasi penulisan
1. Situasi umum
Yang menjadi situasi secara umum dari penulisan kitab Wahyu, pada waktu itu orang Kristen yang hadir sebagai kaum minoritas, mengalami penderitaan pada masa pemerintahan kaisar Domitianus. Situasi yang sangat memprihatinkan untuk umat Kristen yang ada pada waktu itu, dimana mereka berhadapan dengan orang kafir. Pola ibadah yang dilaksanakan oleh orang kafir tidak bisa diikuti oleh orang Kristen, sebagai orang yang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus. Pada waktu itu muncul lagi hambatan kepada orang-orang Kristen, dimana kaisar Domitianus memperkenalkan diri sebagai dewa, dan memproklamirkan bahwa semua masyrakat yang ada harus menyembah sebagai Dominus et Deus. Pembantaian terjadi ketika orang-orang Kristen tidak menaati pemujaan terhadap kaisar, dan menolak mempersembahkan kurban dihadapan patungnya. (www.sabda.com )
2. Situasi khusus
Situasi khusus yang terjadi pada waktu itu tercermin dari penulisan surat yang dialamatkan kepada ketujuh jemaat yang ada di Asia Kecil. Adapun situasi khusus yang terjadi sebagai berikut.
a. Efesus, adalah kota yang terletak di pantai barat Turki modern. Letak kota itu di muara S Kayster, di antara pegunungan Koresos dan laut. Situasi yang terjadi berdasarkan (Why,2:1-7) dimana mereka telah meninggalkan kasih yang semula(Why, 2:4). Yang dimaksudkan dengan meninggalkan kasih yang semula, yaitu kasih terhadap Tuhan dan terhadap anggota-anggota jemaat.
b. Smirna , adalah suatu kota yang terletak di kerajaan Roma di propinsi Asia, di pantai laut Egea. Smirna adalah salah satu kota pelabuhan atau kota perdagangan yang berada di sebelah Utara Efesus dan sebelah selatan Sardis. Situasi yang terjadi berdasarkan (Why2:8-11), dari segi sosial dan ekonomi jemaat yang ada di Smirna mengalami kesusahan dan penderitaan. Jemaat di Smirna itu rupa-rupanya telah banyak mengalami penderitaan dari pihak-pihak orang-orang Yahudi, yang menyampaikan fitnah terhadap mereka kepada pemerintah Romawi.
c. Pergamus, adalah Kota propinsi Romawi Asia, di sebelah barat negeri yang sekarang disebut Turki Asia. Pergamus meliputi semenanjung lembah yang luas dari Kaikus. Barangkali tempat permukiman sejak zaman purba. Setelah Fileterus memberontak melawan Lisimakhus, raja Trake (282 sM), Pergamus menjadi ibu kota kerajaannya. Tapi diwariskan oleh Atalus III kepada orang Roma thn 133 sM. Pemerintah Roma membuatnya propinsi Asia(Why2:12-17). Situasi yang terjadi di kota ini adalah mereka meluluskan tinggal diantara mereka orang-orang yang berpegang kepada ajaran yang mengikuti ajaran Nikolaus, yang mengikuti ajaran Bileam yang menurut (Bil31:16) menyesatkan orang-orang Israel untuk berzinah dan menyembah berhala. (Why 2:14-15) (J.J de Heer “Wahyu Yohanes ”hal 42)
d. Tiatira, adalah kota di propinsi Romawi wilayah Asia, di sebelah barat dari negara Turki sekarang. Kedudukan kota ini sangat penting di "tanah genting" yang menghubungkan lembah Hermus dengan lembah Kaikus. Kota itu merupakan tempat pasukan pengawal perbatasan, pertama pada perbatasan barat daerah raja Seleukus dari Siria yang mendirikan kota itu pada abad ke-4 sebelum Masehi, dan kemudian sesudah penguasa berganti perbatasan bagian timur kerajaan Pergamus (Why 2:18-29). Situasi yang terjadi di jemaat ini adalah seorang nabi palsu nama Izebel bukanlah nama sendiri tapi nama simbolis yang diambil dari nama guru, permaisuri raja Akhab yang memajukan penyembahan berhala di teater. Perempuan di tiatira ini mempunyai pendapat-pendapat yang gnostis/libertinis sama dengan pengikut Nikolaus ia mengajarkan seorang Kristen boleh berbuat sundal dan boleh makan persembahan-persembahan berhala asalkan saja dia mengenal Allah dalam hatinya,
e. Sardis adalah kota di propinis Romawi wilayah Asia, disebelah barat dari apa yang sekarang dikenal, sebagai Turki Asia. Sardis adalah ibukota kerajaan kuno Lidia adalah kekuatan asing yang terbesar, yang harus dihadapi oleh orang Yunani sewaktu menjajah Asia Kecil. Situasi yang terjadi di Sardis berlangsung kebaktian-kebaktian yang teratur sakramen-sakramen dilayangkan dna perkataan-perkataan Kristen dipergunakan. Tetapi kehidupan jemaat tidak bersesuaian dengan apa yang dikatakan di atas tadi.
f. Filadelfia adalah kota di propinsi Roma wilayah Asia, di sebelah barat dari daerah yang sekarang dinamai Turki Asia. Kota itu barangkali didirikan oleh Emenes, raja Pergamus, pada abad 2 sM, dan pasti diberi nama adiknya Atalus, yg karena ketaatan adiknya itu diberi nama Filadelfus. Tempatnya di dekat ujung udik suatu lembah yang lebar, yang menurun melalui Sardes menuju laut dekat Smirna; dan berada di ambang pintu dari daerah dataran tinggi yang luas dan subur, yang menghasilkan banyak bagi kemakmuran dagangnya. Daerah itu merupakan kawasan gempa. Suatu gempa yang dahsyat memusnahkan kota itu pada tahun 17 M; dan sewaktu getaran dengan masa selang yang singkat susul menyusul, orang-orang mengungsi ke luar kota dan tinggal di tenda-tenda (Strabo, Geography, 12.8.18 [579]; 13.4.10 [628]). Sesudah dana dari kerajaan diberikan sebagai bantuan untuk membangunnya kembali, kota itu memakai nama baru, Neokaisaria. Kemudian pada pemerintahan Vespasianus, memakai nama raja Roma lain, yaitu Flavia. Kota ini terkenal karena banyaknya candi dan pesta-pesta keagamaan. Di tempat semula, sekarang terdapat kota Alasehir. Situasi yang terjadi kekuatan di jemaat Filadelfia hanyalah kecil saja karena jumlah anggota-anggota jemaat atau oleh kerena anggota-anggota jemaat hanya tergolong pada tingkat rendahan. Tetapi Allah mengikuti jemaat itu karena mereka menuruti firman Kristus dan tidak menyangkal nama Yesus.

g. Laodikia adalah satu kota di propinsi Romawi wilayah Asia. Letaknya di bagian barat negara Turki. Kota itu didirikan oleh Antiokhus II dari wangsa Seleukid pada abad 3 sM, dan dinamai menurut nama permaisurinya, Laodike. Laodikia berada di persimpangan jalan raya utama, yaitu jalan raya lintas Asia Kecil yang membentang ke barat menuju ke pelabuhan-pelabuhan Miletus dan Efesus, kr 160 km jauhnya; ke arah timur lewat lereng yang landai menuju dataran tinggi di bagian tengah dan dari situ terus menuju Siria. Ada jalan lain ke arah utara menuju ibukota propinsi yaitu Pergamus, dan ke selatan menuju pantai ke Atalia. Letaknya begitu strategis, maka kota ini menjadi pusat perdagangan yang sangat makmur, terutama pada zaman pemerintahan Romawi. Ketika kota itu hancur karena gempa bumi yg hebat thn 60 M, kota itu sanggup menolak tawaran bantuan biaya pembangunan kembali dari kaisar. Laodikia menjadi pusat yang penting untuk perbankan dan pertukaran (Cicero, ad Fam 3.5.4). Situasi yang terjadi di kota ini adalah Allah mencela jemaat Laodikia bahwa dia tidak dingin dan tidak panas, melainkan suam-suam kuku cumin di Laodikia merasa dirinya kaya. Ada dua pendapat yang mungkin yaitu merasa mereka kaya akan benda-benda jesmani atau mungkin saja mereka merasa kaya secara rohani. Allah mengatakan bahwa keadaan jemaat itu malang

g) Maksud dan tujuan penulisan
Maksud dan tujuan penulisan dari kitab Wahyu adalah:
1. Surat-surat kepada ketujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang parah dari standar kebenaran rasuli, sedang terjadi di antara banyak orang di Asia. Atas nama Kristus , untuk menegur tindakan kompromi dan dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dna berbalik kepada kasih mereka yang semula
2. Penganiayaan yang dilakukan oleh kaisar Domitianus karena ingin memuja dirinya, sehingga tulisan ini dikirim untuk meneguhkan iman, ketetapan hati, kesetiaan mereka kepada yesus Kristus, dan memberi semangat kepada mereka untuk setia sampai mati.
3. Memberi pemberitahuan bahwa hari Tuhan akan datang, sehingga ia akan menegakan keadilan kepada mereka yang tetap setia sampai pada penghukuman Tuhan kepada bangsa yang telah menindas mereka. Memberikan pengharapan kepada kedatangan Kristus kembali.
Negara boleh berkuasa tapi ada yang lebih berkuasa dari kaisar, yaitu Dia yang datang dengan kemuliaan. Dia yang digambarkan sebagai Anak Domba yang layak disembelih dan yang penuh murka yang akan datang menghukum dunia dan membersihkan dari kejahatan. Oleh karena itu kitab Wahyu ditulis untuk menghibur para jemaat yang merasakan permusuhan dunia yang makin bertambah ini dan untuk memperingatkan orang Kristen yang lalai dan ceroboh serta mudah tergoda untuk meleburkan diri dengan dunia.(www.wahyu.com )
B. Analisis teks
1. simbol-simbol dalam teks :
• Berselubungkan matahari : dilindungi oleh kemuliaan Allah
• Bulan dibawah kaki : merupakan symbol dari filsafat di mana pemikirannya tidak sama dengan kehendak Allah sehingga di injak-injak oleh gereja.
• Mahkota dua belas bintang: simbol mahkota adalah kekuasaan dan kedua belas bintang adalah symbol dari kedua belas suku Israel.
• Seekor naga merah padam: seorang kaisar dalam hal ini menunjuk kepada kaisar Domitianus.
• Kepala tujuh tanduk sepuluh : kekuatan dan kehormatan. Kadang-kadang digunakan dalam arti negatif untuk mengacu pada kesombongan.
• Sepertiga dari bintang-bintang di langit: Merupakan symbol dari perampasan kekuasaan.
• Anak laki-laki : Menurut istilah Ibrani hal ini dimaksudkan kepada tiap-tiap keturunan walaupun sampai pada cucu-cici turun temurun, Kej 29:5; 2Sam 19:24; yang dimaksudkan ialah: murid, anak angkat, ataupun yang seiman di sebut juga “anak laki-laki”.
• Malaikat : Malaikat dalam Alkitab menurut etimologi dan pengertian adalah pesuruh Allah, yang mengenal-Nya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan dari pada manusia. (Ensiklopedi jilid M-Z : 15).
• Mikhael : Mikael adalah seorang malaikat yang dalam kitab-kitab pseudepigrafa dipandang sebagai pelindung dan pembela Israel. Dalam ktab Daniel, Mikael lebih menonjol sebagai penjaga umat Yahudi terhadap ancaman kekuasaan fasik dari Yunani dan Persia. Dan muncul kembali nama Mikhael dalam Wahyu 12 di mana Mikael berperang di sorga melawan naga. (Ensiklopedi jilid M-Z : 54).

2. pokok-pokok pikiran`
• ayat 1-2: Perempuan yang sedang mengandung dan yang menderita
• ayat 3-4: Seekor naga merah padam
• ayat 5-6: Lahirnya seorang anak laki-laki dan pemeliharaan perempuan oleh Allah
• ayat 7-9 : Perang bala tentara sorga dan naga.

3. kata-kata kunci
• malaikat : Malaikat dalam Alkitab (Ibrani mal'akh, Yunani angelos) menurut etimologi dan pengertian, adalah pesuruh Allah, yg mengenal-Nya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan daripada manusia. Malaikat tentu adalah makhluk, tapi suci dan mantap, walaupun mempunyai kemauan yg bebas dan karena itu bisa terpengaruh terhadap godaan dan dosa. Terdapat banyak acuan mengenal kejatuhan beberapa malaikat, di bawah pimpinan Setan (Ayb 4:18; Mat 25:41; 2 Ptr 2:4; Why 12:9),
• perempuan : (Ibrani 'isysya, Yunani gune). Perempuan dan lelaki dijadikan 'dalam gambar Allah' (Kej 1:27), dan perempuan adalah 'penolong yg sepadan' bagi laki-laki (Kej 2:20). *HAWA.
• naga : Seekor monster apokalyptik yang disamakan dengan setan atau Seekor binatang laut mitologis yang luar biasa besarnya. Di dalam PL dinyatakan, bahwa mewakili semua kekuatan bencana: Seekor naga yang hidup di laut dengan berbagai kepala, yang dihancurkan oleh Yahwe, waktu ~L bangkit melawanNya bersama-sama --> air pasang waktu dahulu kala (Mazm 74:13-14). Di dalam naskah-naskah Ugarit dibuktikan, bahwa bentuk itu diambil dari mitologi Fenesia. Menurut Ayub 3:8, dilukiskan sebagai naga di langit yang menelan matahari dan bulan. Juga di dalam pikiran apokaliptik (Wahy 12:13) dan pikiran apokrif, memperoleh suatu penceritaan mitos yang baru.
• anak : merupakan ungkapan metafora salah satu gelar Kristus. Sebagai "Anak Allah", Kristus memiliki sifat Ilahi. Sebagai "Anak Manusia", Ia - seperti kita - memiliki sifat manusiawi. Namun Ia tetap satu Oknum. Mzm 2:7; 8:5; Yes 9:5; Dan 7:13; Mat 3:17; Mrk 2:10; Luk 9:35; Yoh 1:14; Kis 7:56; Rm 1:3; 1 Kor 15:28; Kol 1:13; Ibr 1:2; 2 Ptr 1:17; 1 Yoh 1:7; Why 1:13; 12:5; 14:14, dll.

4. Tafsiran
• ayat 1-2: Perempuan yang sedang mengandung dan yang menderita
“Ayat 1: Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ayat 2: Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan”. Pada ayat pertama Yohanes melihat satu tanda besar dilangit, kata Yunani yang dipergunakan di sini (en toi ouranoi) dapat diterjemahkan “didalam surga” tetapi dapat juga diterjemahkan dengan di langit atau di “langit” atau di “cakrawala” yang paling tepat adalah di langit atau di cakrawala karena apa yang dilihat Yohanes yakni bahwa seekor naga mau menelan seorang anak tidak mungkin dapat terjadi di dalam sorga(de Heer). Menurut Dianne Bergant cerita mengenai wanita dan naga ini menggunakan kekayaan simbolisme mitos-mitos dari Timur kuno, sumber-sumber Yahudi dan Yunani. Banyak persamaan-persamaan yang mau diungkapkan oleh para ahli yang dapat dicocokkan dalam peristiwa-peristiwa dalam bagian ini. “Seorang wanita berselubungkan matahari” kalimat ini mempunyai arti bahwa umat Allah atau Gereja dilindungi oleh kemuliaan Allah. Yohanes melihat di cakrawala seorang perempuan yang dihiasi dengan kemuliaan besar sekeliling perempuan itu bersinar cahaya seperti terang matahari (helios). Ungkapan ini bisa saja dikutip dari Mazmur 104:2. Perempuan ini sering kali disebutkan sebagai ibu Kristus (teo tokos) atau ibu Tuhan yang melahirkan Kristus, namun perempuan ini tidak menggambarkan Maria karena yang lebih ditekankan mengenai perempuan adalah gereja atau umat Allah yang melahirkan pengharapan di dalam Yesus Kristus. Ada tafsiran lain mengatakan bahwa bulan yang dibawa kaki perempuan itu dikatakan bahwa kebijaksanaan manusia yang sama seperti bulan yang berubah setiap kali sedangkan gereja yang berpegang teguh pada firman Allah,yang tak berubah-ubah menginjak-nginjak filsafat itu dengan kakinya. Kata itu memang sangat indah tapi tidak ada bukti sama sekali untuk membuktikan maksud dari ayat tersebut.
“Mahkota dua belas bintang di atas kepalanya” ini melambangkan kedua belas suku Israel. Dalam kejadian 37:9 dalam mimpi Yusuf matahari, bulan dan bintang-bintang muncul sebagai gambaran Israel. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Allah di dalam penglihatan yang diperlihatkan-Nya oleh Yohanes menggunakan data-data dari perjanjian lama. Pada ayat 2 digambarkan penderitaan gereja lebih tepat penderitaan geraja pada perjanjian lama. Tidaklah secara kebetulan untuk sakit beranak sama dengan teriakan kesakitan dari pihak perempuan dalam penglihatan itu. Kata-kata ini hampir sama seperti yang dipakai dalam Yesaya 6:24 dan dalam Mikah 4:`10, diayat-ayat yang disebutkan itu yang dimaksudkan dengan sakit beranak adalah penderitaan Israel.
• ayat 3-4: Seekor naga merah padam
Yohanes melihat bahwa anak yang akan dilahirkan itu terancam oleh bahaya yakni dari pihak seekor naga yang bertekad untuk menelan anak itu. Naga yang dilihat Yohanes adalah merah padam warna itu menyatakan kekejaman. Ketujuh kepala dan kesepuluh tanduk menyatakan kekuatan. Yang dimaksudkan dengan naga dalam penglihatan ini adalah iblis, pola yang dipakai untuk menggambarkan naga itu hampir seluruhnya terdapat dalam perjanjian lama seekor binatang yang banyak kepalanya ada kita temukan dalam Daniel 7:6 dan Maz 74:14 dan seekor binatang yang bertanduk sepuluh dalam Daniel7:7. Khususnya ular yang mau menelan anak ini adalah sangat besar persamaannya dengan ular dalam Kejadian 3:15 adalah musuh perempuan dam ketururnannya. Selanjutnya ada diterangkan dalam ay 4 bahwa sang naga menyeret jatuh dari ekornya sepertiga dari bintang-bintang di langit sudah tentu inilah kutipan dari Dan 8:10 barangkali itulah orang-orang Israel yang dibunuh oleh raja Antiokhius karena mereka tidak mau menyangkal iman mereka. Beberapa penafsir masih menyebutkan satu kemungkinan bahwa bintang-bintang tersebut adalah malaikat-malaikat yang dibujuk oleh Iblis yuntuk menjadi pengikutnya. Dalam hal ini si iblis sangat ingin merusak ciptaan Allah.
Dalam pembahasan mengenai anti Kristus dapat dilihat bahwa orang-orang timur memahami penciptaan dalam terang pertarungan antara naga dan Allah pencipdta keteraturan. Dikuil marduk yang dipercayai penciptaan di Babel ada satu patung ular yang memancarkan cahaya merah, yang melambangkan naga kekacauan yang telah dikalahkan. Hampir dapat dipastikan dari sinilah Yohanes mendapatkan gambarannya. Naga sebagai musuh tua Allah, adalah sosok yang umum dan mengerikan dalam dunia pemikiran kuno, naga ini memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk, ini melambangkan kekuasaan yang besar, ia memiliki tujuh mahkota raja ini melambangkan kekuasaan yang lengkap atas kerajaan-kerajaan di dunia ini yang melawan kerajaan Allah. Gambaran tentang naga yang menyeret bintang-bintang di langit dengan ekornya berasal dari gambaran kitab Daniel tentang tanduk kecil yang melemparkan bintang-bintang ke bumi dan menginjak-injak mereka. Gambaran tentang naga yang menunggu untuk melawan anak itu berasal dari Yeremia yang berbicara tentang Nebukadnesar yang “Menenelan aku seperti ular naga”
• ayat 5-6: Lahirnya seorang anak laki-laki dan pemeliharaan perempuan oleh Allah
Anak yang dilahirkkan wanita itu, ditakdirkan untuk memerintah bangsa-bangsa dengan tongkat besi. Sebagaimana dapat dilihat kutipan dari Mazmur 29, menyatakan bahwa anak itu adalah Mesias. Ketika anak itu dilahirkan di diselamatkan dari naga itu dengan jalan dirampas dan dibawah ke surga, kehadapan tahta Allah. Kata yang dipakai untuk merampas anak ini, sama dengan yang dipakai dalam satu Tesalonika 4:17 untuk menjelaskan orang-orang Kristen yang diangkat untuk menemui Tuhan. Pada ayat yang keenam dapat dibaca tentang perempuan itu yang lari kepadang gurun untuk menghindari serangan naga. Dengan pertolongan Allah ia masuk kedalam satu tempat yang disediakan baginya supaya dia dipelihara. Ada du peristiwa secara khusus ada dalam benak Yohanes, pertama pada masa Antiokhus Epifanes ketika ada ancaman hukuman mati, bila orang menaati hukum taurat dan beribadah kepada Allah yang benar, banyak orang yang mencari keadilan dan lari kepadang gurun dan tinggal disana. Yang kedua dilihat dari kata-kata Yesus kepada para murid-muridnya mengenai akhir zaman dimana mereka melihat datanganya teror-teror terakhir, mereka harus lari ke padang gurun.
Gereja harus melarikan diri ke padang gurun, dan padang gurun itu sunyi. Bagi orang-orang Kristen mula-mula kehidupan itu sunyi mereka diasingkan dalam dunia kekafiran. Ada kalanya kesaksian dari orang-orang Kristen itu tidak terdengar, tetapi dalam keheningan manusiawi tetap ada penyataan ilahi.
• ayat 7-9 perang bala tentara sorga dan naga.
Penglihatan tentang naga yang dikalahkan, yang mulanya digambarkan dengan adanya peperangan di sorga antara si naga, si ular tua yaitu si iblis dengan malaikat-malaikatnya yang jahat (ay. 9) dengan Mikhael malaikat yang terkemuka dengan malaikat-malaikatnya yang baik. Ini membuktikan bahwa kitab wahyu mengikuti kitab Daniel dalam hal ini Daniel 10:13-11:1 tentang peperangan Mikhael sebagai malaikat pelindung Israel melawan roh-roh yang jahat dari Persia dan Yunani. Sama halnya dengan kitab Wahyu Mikhael bertindak lagi sebagai malaikat pelindung Allah, dan dibantu oleh malaikat-malaikatnya. Yang dimaksud dengan malaikat-malaikatnya adalah yang membantu Mikhael atau juga pasukan malaikat yang dikepalai oleh Mikhael. Pada ayat yang kedelapan iblis dan malaikat-malaikatnya tidak dapat bertahan sehingga mereka tidak dapat lagi tempat-tempat di sorga. Pada ayat 8 ini mengingatkan pada Daniel 2:35 tentang tradisi bahwa iblis jatuh dari langit dan dihubungkan dengan zaman Mesias yang tampak dalam ungkapan Yesus dalam Luk 10:18 dan Yoh 12:31.
Pada ayat yang kesembilan dikatakan sekali lagi dengan jelas siapa naga itu yaitu adalah si ular tua yaitu ular yang diwaktu pelampau pada permulaan sejarah, menyesatkan orang-orang pertama. .Ada gema cerita kuno tentang perang purba. Setan mulanya adalah malaikat yang memiliki pikiran yang tidak masuk akal untuk menempatkan tahtanya lebih tinggi dari tahta Allah (2 Henokh 29:4-5) dan kemudian dilemparkan dari surga. Orang Babel memiliki cerita yang sama tentang Isthar (dewa bintang pagi), ia juga memberontak melawan Allah dan dilemparkan kebawah dari sorga. Ketika setan dilempar dari sorga maka tempat tinggalnya adalah udara ini alasannya mengapa dia kadangkala disebut sebagai penguasa udara atau angkasa (Efs 2:2).
Ada garis pemikiran yang jelas dalam perjanjian lama ketika setan digambarkan sebagai malaikat dibawah kekuasaan Allah dan bisa masuk kehadapan Allah. Untuk memahami konsep tentang setan ini, kita lebih dahulu harus memahami istilah setan. Setan berarti musuh atau lawan. Dalam perjanjian lama, setan adalah malaikat penuntut yang mengajukan tuntutan yang melawan manusia dihadapan Allah. Jadi ia adalah lawan manusia, musuh manusia. Dengan demikian bahwa dalam perjanjian lama setan adalah malaikat pendakwa ketika seseorang yang sedang diadili oleh Allah sedangkan Mikhael adalah pembela. Tetapi dalam perjanjian baru setan menjadi iblis. Istilah Yunaninya adalah diabolos yang artinya pemfitnah. Jadi dalam perjanjian baru setan menjadi penggoda manusia dan menjai musuh Allah.
C. Analisis teologi
Dalam kitab Wahyu khususnya, Wahyu 12:1-9 mau menggambarkan bagaiman umat Tuhan dalam penderitaan. Penderitaan yang mereka alami dari pemerintah kaisar yang digambarkan sebagai naga merah padam, sangat membuat umat Tuhan pada waktu itu terlalu menderita. Kehidupan dalam mempertahankan keyakinan ditengah-tengah situasi pada waktu itu membuat orang Kristen berada dalam kesengsaraan. Penindasan oleh kaisar sebagai kepala kekaisaran, seolah-olah tidak menginginkan akan kehadiran dari orang-orang Kristen yang ada di tujuh jemaat.
Penderitaan umat Tuhan pada waktu itu yang telah dilihat oleh Yohanes mendapatkan jawaban dari Tuhan, dimana Mesias yang bukan hanya menjadi pengharapan dalam perjanjian lama , tapi sudah ada dan akan ada menjadi harapan bersama ketika jemaat dilanda dalam penderitaan. Allah yang berkuasa, yang menegakan keadilan mengadakan peperangan dengan Iblis yang dikepalai oleh Malaikat Mikhael. Ini menandakan bahwa akan ada keadilan yang akan ditegakan, dan akan mengalahkan naga yaitu kaisar. Dan jemaat akan dipulihkan.
D. Relevansi
HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) adalah salah satu organisasi gereja yang manjadi anggota PGI. Kehidupan beragama dalam kemajemukan bangsa Indonesia merupakan peluang terjadinya hidup rukun dan damai. Ditengah-tengah kemajemukan ini gereja hadir dilamnya untuk mempukan dan memperlengkapi umat Tuhan yang ada di dalam kasih dan pengharapan akan Yesus Kristus. Demikian pula dengan jemaat HKBP yang ada ditanah jawa. Ini merupakan tugas gereja didalam mengembangkan misi kerajaan Allah, dimuka bumi ini.
Misi gereja yang telah dijalankan oleh jemaat HKBP ternyata tidak direspon secara baik oleh pemerintah setempat yang ada di Ciketing Bekasi. Pemerintah dalam hal ini tidak melindungi gereja yang tumbuh dan berkembang. Kebebasan memilih lahan gereja dan menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai persekutuan didalam Kristus, menjadi masalah yang kini diperjuangkan oleh PGI. Kebebasan beragama yang tidak dihormati oleh pemerintah ini juga mengakibatkan terjadi penusukan kepada pendeta HKBP. Ini merupakan tantangan gereja sekarang ini dimana kebebasan beragama dan memeluk agama masing-masing masih menjadi hal yang sulit dikalaangan bangsa Indonesia.
Pandangan terhadap kaum minoritas untuk umat Kristen yang ada di Indonesia sangat kelihatan. Dari tahun ketahun bukan hanya jemaat HKBP yang dilanda tantangan tetapi semua jemaat Tuhan yang ada di tanah Jawa dan sekitar. Pembakaran gereja dan pembokaran paksa terhadap gedung-gedung gereja, menjadi warna perkembangan gereja yang ada di Indonesia.
Dengan masalah yang ditemui oleh gereja, perikop ini hadir untuk menguatkan, memampukan, menghibur dan memperlengkapi jemaat/umat Tuhan yang ada untuk tidak menyerah dengan situasi yang menantang gereja dalam perkembangannya. Sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk hidup dalam persatuan membela umat Tuhan yang menderita sambil berharab bahwa akan datang keadilan didalam kehidupan jemaat. Ungkapan gereja makin dibabat, makin merambat membuktikan bahwa meskipun berada dalam masalah dan tantangan tetapi gereja tidak akan lenyab dan bertumbuh dalam pengharapan dan kasih Tuhan. Tuhan akan melahirkan keadilan dan akan menolong gereja-Nya yang berseru-seru dan bertindak dalam kebenaran sesuai Firmannya.








DAFTAR PUSTAKA


• Buku-buku

Barclay,William.Pemahaman Alkitab Setiap Hari”kitab Wahyu Kepada Yohanes Pasal 6-22”. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007.
Bergant, Dianne.Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kaninsius,2002.
Daalan, David.van H. Pedoman Ke Dalam Kitab Wahyu Yohanes. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2004.
Duyverman,M.E. Pembimbing Kedalam Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1981.
Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2006.
Fee.D.Gordon& Stuart Douglas. Hermeneutik. Jawa Timur: Gandum Mas, 2006
Groenen,C. Pengantar Kedalam Perjanjian Baru.Yogyakarta: Kaninsius,1992.
Heer,J.de Je. Wahyu Yohanes. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2008
Marxsen, Willi. Pengantar Perjanjian Baru. Jawa Timur: Gandum Mas, 2008..
Russell,D.S. Penyingkapan Ilahi.Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007.
Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta: YKBK,2008
Tenney,C.Merril. Surveri Perjanjian Baru. Jawa Timur: Gandum Mas, 2006.

• Alkitab, Ensiklopedi, Kamus,.
Alkitab. Jakarta: LAI, 2009.
Browning,W.R.F. Kamus Alkitab. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007.
Ensikloperdi Alkitab Masa Kini A-L. Jakarta:YKBK/OMF,2007.
_________________________ M-Z. Jakarta:YKBK/OMF,2008.
Drewes,B.F. Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2010.
Soedarmo,R. Kamus Istilah Teologi. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2008.

• Website
www.sabda.com
www.revalationhermeneutic.com

hermen PB III


ANALISIS HISTORIS
WAHYU 12:1-9
A.    Analisis historis
Pendahuluan
Kitab Wahyu adalah kitab perjanjian baru yang terakhir, yang dikenal dengan kitab apokalipik. (Istilah apokaliptik (Ing. apocalypse) berasal dari kata Yunani  apocalupsis, yang diterjemahkan "Wahyu", penyingkapan, membukakan, membuka tudung, membuka selubung (bnd D.S Russell “Penyingkapan Ilahi” hal 19). Sama seperti pada kebanyakan sastra Alkitabiah, maka kunci pertama kepada eksegesis (pengertian ekseggesis adalah hal yang mempelajari Alkitab secara sistematis Alkitab dengan teliti untuk menemukan arti asli yang ditemukan Godon D.Fee & Dougals Stuart “Hermeneutik” hal 8) kitab Wahyu ialah memeriksa jenis sastranya. Kitab Wahyu sebagai sastra apokaliptik, sebagai sastra nubuat, dan sebagai surat kiriman, sehingga dalam melakukan penafsiran bukan hanya melihat dari konteks historis tapi harus melihat bagaimana penggunaan sastra dalam kitab Wahyu itu sendiri (Godon D.Fee & Dougals Stuart “Hermeneutik” hal 240-244). Adupun kitab Wahyu  mempunyai ciri-ciri yang utama yakni:
1.      Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai kitab nubuat dan apokaliptik.
2.      Sebagai kitab apokaliptik, beritanya disampaikan dalam bentuk lambang-lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan peristiwa yang akan datang sambil memlihara teka-teki atau rahasia tertentu.
3.      Banyak sekali angka yang digunakan, termasuk angka 2;3;3,5;4;5;6;7;10;24;42;144;666;1.000;1.260;7000;12.000;144.000. secara khusus angka ini menonjolkan angka tujuh yang terdapat kurang dari 54 kali yang melambangkan kesempurnaan dan kepenuhan.

a)        Siapa penulis
Penulis kitab Wahyu yang memperkenalkan diri sebagai Yohanes (Why 1:1,4;22:8), kepada para  pembaca. Walaupun penulis penghuni Asia Kecil (tepatnya gubernuran Asia), jelas ia adalah orang Kristen Ibrani.  Willy Marxen menuliskan “Telah sering diduga bahwa si pengarang adalah Yohanes sang penatua yang sama, yang aktif di Asia Kecil”. Tapi pada bagian selanjutnya dikatakan bahwa teori ini masih diragukan, kendatipun dikatakan bahwa diketahui namanya namun si pengarang wahyu tetap anonym. Oleh Drs. M.E Duyverman memberikan tinjauan pendek mengenai susunan karangan Yohanes yang keseluruhannya yang mungkin bisa membantu mengenai siapa penulis
“Setelah rasul Yohanes meninggalkan tanah Palestina,-bahkan  pada hemat kami, sesudah membaca injil lain. Yohanes mulai mengarang Injilnya berangsur angsur. Yang bertanggung jawab atas bahasanya bukanlah dia, melainkan sekertarisnya (penatua” Yohanes?). Injil itu tidak diterbitkan dahulu . setibanya di Efesus ia menerima kedudukan kehormatan di jemaat-jemaat wilayah Asia. Jika surat-surat Yohanes berasal dari padanya, maka inilah bekas-bekas dari masa yang pertama di sana (sampai kira-kira th 93), waktu ia masih berkeliling  mengunjungi jemaat. Agaknya surat Yohanes- sekurang-kurangnya  1 Yohanes- adalah buah hasil pikiran rasul. Yang bertanggung jawab atas bahasa surat-surat bukanlah rasul Yohanes, melainkan sekertarisnya. Lalu Yohanes dibuang di Pulau Patmos. Wahyu diterimanya di sana dan dikarangnya sendiri. Wahyu diterbitkan. Lalu wafatlah Yohanes sang rasul. Kemudian injil Yohanes diselesaikan. Dan diterbitkan. Yang bertanggung jawab ialah sekelompok murid-muridnya(Yoh 21:24), diantaranya sekertarisnya (penatua Yohanes). Bandingkan berita dari abad kedua: sesudah itu Yohanes, seorang rasul dari kedua belas itu, mengarang Wahyu di pulau patmos, kemudian injil        ”.
Yang dapat disimpulkan dari tulisan Drs. M.E Duyverman, bahwa yang menulis kitab ini adalah pengikut dari Rasul Yohanes yang bertanggung jawab ialah sekelompok murid-muridnya diantara sekertarisnya (pnt Yohanes?).
Namun agaknya sedikit kabur pernyataan penulis buku diatas, karena dari beberapa penulis buku, yang kami kelompok bisa membaca bahwa, penulis kitab Wahyu tidak ada hubungannya dengan rasul Yohanes. Dan penulis kitab Wahyu adalah pribadi yang mendapatkan pewahyuan yang tidak ada hubungan dengan rasul yang memperkenalkan diri kepada para pembaca sebagai Yohanes, bahkan memperkenalkan diri sebagai nabi (Why 1:2-3; 22:6,9,19).
Dengan demikian, berdasarkan kutipan-kutipan teori  yang telah dikemukakan oleh para ahli dan hasil kuliah, maka kami kelompok menyimpulkan bahwa yang menjadi penulis kitab Wahyu adalah penatua Yohanes.
b)        Tempat Penulisan
Penulisan kitab Wahyu, berdasarkan, perkenalan penulis kepada para pembaca bahwa dia berada di pulau Patmos (Why 1:9). Patmos (Yun Πάτμος ) adalah pulau dari kepulauan Dodekanese, yang terletak ± 55 km baratdaya dari tepi pantai Asia Kecil , 37º20’ lintang Utara dan 26º34’ bujur Timur. Pulau ini dikatakan pulau bergunung api di laut Aegea Miletus. (W.R.F Browning Kamus Alkitab hal 08 ). Patmos adalah kepulauan yang digunakan sebagai tempat pembuangan oleh pemerintahan Romawi yang ada pada saat itu. Pembuangan yang dilakukan oleh pemerintah kepada Yohanes, ternyata mendaptkan kesempatan bagi dirinya untuk mendapatkan penglihatan, oleh karena Firman Allah dan oleh karena kesaksiannya sendiri.(Willy Marxen, pengantar Perjanjian Baru 343)
c)        Siapa Penerima
Penglihatan yang dialami oleh Yohanes, ditujukan kepada ketujuh jemaat yang ada di Asia Kecil. Karena penerimanya adalah ketuju jemaat, yang ada di Asia Kecil(Why1:4), maka  pada bagian selanjutnya masih ditujukan surat tersendiri kepada masing-masing jemaat. Adapun  nama-nama tujuan surat kepada jemaat: Efesus(Why,2:1-7), Smirna(Why2:8-11), Pergamus(Why2:12-17), Tiatira(Why2:18-29), Sardis(Why3:1-6),Filadelfia(Why3:7-13), Laodikia(Why3:14-22). Dalam hal ini ketujuh jemaat melambangkan permasalahan dan perjuangan jemaat Kristen yang ada di Asia Kecil.
d)       Hubungan penulis dengan penerima
Penulis yang telah memperkenalkan diri kepada para pembacanya, memperkenalkan diri sebagai Yohanes. Dan menjadi perhatian disini adalah Yohanes mengenal jemaat-jemaat itu. Why 1:9a “Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan”. Penggalan ayat ini merupakan satu pernyataan dari Yohanes bahwa surat yang dialamatkan kepada para pembacanya, merupakan orang-orang yang sudah dikenal oleh penulis yang saat itu ketika mengirim surat ia berada dalam kesusahan. Dalam hal ini mereka sudah saling mengenal.
e)        Waktu penulisan
Mengenai waktu penulisan, kitab Wahyu para penulis mengambil patokan dari tradisi kuno (Iraneus ± th. 200 AD) memberitahukan bahwa kitab ditulis di masa pemerintahan kaisar Domitianus. Penulisan kitab Wahyu ditulis pada tahun 90/95. Dari sekian penulis yang menetapan pentarikhan waktu maka semua hampir berdekatan dengan waktu yang telah ditulis oleh Dr. C. Groenen. Kelompok menyepakati tahun  90/95 karena tulisan-tulisan ini mencerminkam permulaan-permulaan gelombang penganiayaan yang bergejolak dengan kegenasan yang dilakukanb pemerintah Domitianus.
f)         Situasi penulisan
1.                                Situasi umum
Yang menjadi situasi secara umum dari penulisan kitab Wahyu, pada waktu itu orang Kristen yang hadir sebagai kaum minoritas, mengalami penderitaan pada masa pemerintahan kaisar Domitianus. Situasi yang sangat memprihatinkan untuk umat Kristen yang ada pada waktu itu, dimana mereka berhadapan dengan orang kafir. Pola ibadah yang dilaksanakan oleh orang kafir tidak bisa diikuti oleh orang Kristen, sebagai orang yang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus. Pada waktu itu muncul lagi hambatan kepada orang-orang Kristen, dimana kaisar Domitianus memperkenalkan diri sebagai dewa, dan memproklamirkan bahwa semua masyrakat yang ada harus menyembah sebagai Dominus et Deus. Pembantaian terjadi ketika orang-orang Kristen tidak menaati pemujaan terhadap kaisar, dan menolak mempersembahkan  kurban dihadapan patungnya. (www.sabda.com )
2.         Situasi khusus
Situasi khusus yang terjadi pada waktu itu tercermin dari penulisan surat yang dialamatkan kepada ketujuh jemaat yang ada di Asia Kecil. Adapun situasi khusus yang terjadi sebagai berikut.
a.         Efesus, adalah kota yang terletak di pantai barat Turki modern. Letak kota itu di muara S Kayster, di antara pegunungan Koresos dan laut. Situasi yang terjadi berdasarkan (Why,2:1-7) dimana mereka telah meninggalkan kasih yang semula(Why, 2:4). Yang dimaksudkan dengan meninggalkan kasih yang semula, yaitu kasih terhadap Tuhan dan terhadap anggota-anggota jemaat.
b.         Smirna , adalah suatu kota yang terletak di kerajaan Roma di propinsi Asia, di pantai laut Egea. Smirna adalah salah satu kota pelabuhan atau kota perdagangan yang berada di sebelah Utara Efesus dan sebelah selatan Sardis. Situasi yang terjadi berdasarkan (Why2:8-11), dari segi sosial dan ekonomi jemaat yang ada di Smirna mengalami kesusahan dan penderitaan. Jemaat di Smirna itu rupa-rupanya telah banyak mengalami penderitaan dari pihak-pihak orang-orang Yahudi, yang menyampaikan fitnah terhadap mereka kepada pemerintah Romawi.
c.         Pergamus, adalah Kota propinsi Romawi Asia, di sebelah barat negeri yang sekarang disebut Turki Asia. Pergamus meliputi semenanjung lembah yang luas dari Kaikus. Barangkali tempat permukiman sejak zaman purba. Setelah Fileterus memberontak melawan Lisimakhus, raja Trake (282 sM), Pergamus menjadi ibu kota kerajaannya. Tapi diwariskan oleh Atalus III kepada orang Roma thn 133 sM. Pemerintah Roma membuatnya propinsi Asia(Why2:12-17). Situasi  yang terjadi di kota ini adalah mereka meluluskan tinggal diantara mereka orang-orang yang berpegang kepada ajaran yang mengikuti ajaran Nikolaus, yang mengikuti ajaran Bileam yang menurut (Bil31:16) menyesatkan orang-orang Israel untuk berzinah dan menyembah berhala. (Why 2:14-15) (J.J de Heer “Wahyu Yohanes ”hal 42)
d.        Tiatira, adalah kota di propinsi Romawi wilayah Asia, di sebelah barat dari negara Turki sekarang. Kedudukan kota ini sangat penting di "tanah genting" yang menghubungkan lembah Hermus dengan lembah Kaikus. Kota itu merupakan tempat pasukan pengawal perbatasan, pertama pada perbatasan barat daerah raja Seleukus dari Siria yang mendirikan kota itu pada abad ke-4 sebelum Masehi, dan kemudian sesudah penguasa berganti perbatasan bagian timur kerajaan Pergamus (Why 2:18-29). Situasi yang terjadi di jemaat ini adalah seorang nabi palsu nama Izebel bukanlah nama sendiri tapi nama simbolis yang diambil dari nama guru, permaisuri raja Akhab yang memajukan penyembahan berhala di teater. Perempuan di tiatira ini mempunyai pendapat-pendapat yang gnostis/libertinis sama dengan pengikut Nikolaus ia mengajarkan seorang Kristen boleh berbuat sundal dan boleh makan persembahan-persembahan berhala asalkan saja dia mengenal Allah dalam hatinya,
e.         Sardis adalah kota di propinis Romawi wilayah Asia, disebelah barat dari apa yang sekarang dikenal, sebagai Turki Asia. Sardis adalah ibukota kerajaan kuno Lidia adalah kekuatan asing yang terbesar, yang harus dihadapi oleh orang Yunani sewaktu menjajah Asia Kecil. Situasi yang terjadi di Sardis berlangsung kebaktian-kebaktian yang teratur sakramen-sakramen dilayangkan dna perkataan-perkataan Kristen dipergunakan. Tetapi kehidupan jemaat tidak bersesuaian dengan apa yang dikatakan di atas tadi.
f.          Filadelfia adalah kota di propinsi Roma wilayah Asia, di sebelah barat dari daerah yang sekarang dinamai Turki Asia. Kota itu barangkali didirikan oleh Emenes, raja Pergamus, pada abad 2 sM, dan pasti diberi nama adiknya Atalus, yg karena ketaatan adiknya itu diberi nama Filadelfus. Tempatnya di dekat ujung udik suatu lembah yang lebar, yang menurun melalui Sardes menuju laut dekat Smirna; dan berada di ambang pintu dari daerah dataran tinggi yang luas dan subur, yang menghasilkan banyak bagi kemakmuran dagangnya. Daerah itu merupakan kawasan gempa. Suatu gempa yang dahsyat memusnahkan kota itu pada tahun 17 M; dan sewaktu getaran dengan masa selang yang singkat susul menyusul, orang-orang mengungsi ke luar kota dan tinggal di tenda-tenda (Strabo, Geography, 12.8.18 [579]; 13.4.10 [628]). Sesudah dana dari kerajaan diberikan sebagai bantuan untuk membangunnya kembali, kota itu memakai nama baru, Neokaisaria. Kemudian pada pemerintahan Vespasianus, memakai nama raja Roma lain, yaitu Flavia. Kota ini terkenal karena banyaknya candi dan pesta-pesta keagamaan. Di tempat semula, sekarang terdapat kota Alasehir. Situasi yang terjadi kekuatan di jemaat Filadelfia hanyalah kecil saja karena jumlah anggota-anggota jemaat atau oleh kerena anggota-anggota jemaat hanya tergolong pada tingkat rendahan. Tetapi Allah mengikuti jemaat itu karena mereka menuruti firman Kristus dan tidak menyangkal nama Yesus.

g.         Laodikia adalah satu kota di propinsi Romawi wilayah Asia. Letaknya di bagian barat negara Turki. Kota itu didirikan oleh Antiokhus II dari wangsa Seleukid pada abad 3 sM, dan dinamai menurut nama permaisurinya, Laodike. Laodikia berada di persimpangan jalan raya utama, yaitu jalan raya lintas Asia Kecil yang membentang ke barat menuju ke pelabuhan-pelabuhan Miletus dan Efesus, kr 160 km jauhnya; ke arah timur lewat lereng yang landai menuju dataran tinggi di bagian tengah dan dari situ terus menuju Siria. Ada jalan lain ke arah utara menuju ibukota propinsi yaitu Pergamus, dan ke selatan menuju pantai ke Atalia. Letaknya begitu strategis, maka kota ini menjadi pusat perdagangan yang sangat makmur, terutama pada zaman pemerintahan Romawi. Ketika kota itu hancur karena gempa bumi yg hebat thn 60 M, kota itu sanggup menolak tawaran bantuan biaya pembangunan kembali dari kaisar. Laodikia menjadi pusat yang penting untuk perbankan dan pertukaran (Cicero, ad Fam 3.5.4). Situasi yang terjadi di kota ini adalah Allah mencela jemaat Laodikia bahwa dia tidak dingin dan tidak panas, melainkan suam-suam kuku cumin di Laodikia merasa dirinya kaya. Ada dua pendapat yang mungkin yaitu merasa mereka kaya akan benda-benda jesmani atau mungkin saja mereka merasa kaya secara rohani. Allah mengatakan bahwa keadaan jemaat itu malang

g)      Maksud dan tujuan penulisan
Maksud dan tujuan penulisan dari kitab Wahyu adalah:
1. Surat-surat kepada ketujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang parah dari standar kebenaran rasuli, sedang terjadi di antara banyak orang di Asia. Atas nama Kristus , untuk menegur tindakan kompromi dan dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dna berbalik kepada kasih mereka yang semula
2. Penganiayaan yang dilakukan oleh kaisar Domitianus karena ingin memuja dirinya, sehingga tulisan ini dikirim untuk meneguhkan iman, ketetapan hati, kesetiaan mereka kepada yesus Kristus, dan memberi semangat kepada mereka untuk setia sampai mati.
3. Memberi pemberitahuan bahwa hari Tuhan akan datang, sehingga ia akan menegakan keadilan kepada mereka yang tetap setia sampai pada penghukuman Tuhan kepada bangsa yang telah menindas mereka. Memberikan pengharapan kepada kedatangan Kristus kembali.
Negara boleh berkuasa tapi ada yang lebih berkuasa dari kaisar, yaitu Dia yang datang dengan kemuliaan. Dia yang digambarkan sebagai Anak Domba yang layak disembelih  dan yang penuh murka yang akan datang menghukum dunia dan membersihkan dari kejahatan. Oleh karena itu kitab Wahyu ditulis untuk menghibur para jemaat yang merasakan permusuhan dunia yang makin bertambah ini dan untuk memperingatkan orang Kristen yang lalai dan ceroboh serta mudah tergoda untuk meleburkan diri dengan dunia.(www.wahyu.com )
B.                 Analisis teks
1. simbol-simbol dalam teks :
·         Berselubungkan matahari : dilindungi oleh kemuliaan Allah
·         Bulan dibawah kaki : merupakan symbol dari filsafat di mana pemikirannya tidak sama dengan kehendak Allah sehingga di injak-injak oleh gereja.
·         Mahkota dua belas bintang: simbol mahkota adalah kekuasaan dan kedua belas bintang adalah symbol dari kedua belas suku Israel.
·         Seekor naga merah padam: seorang kaisar dalam hal ini menunjuk kepada kaisar Domitianus.
·         Kepala tujuh tanduk sepuluh : kekuatan dan kehormatan. Kadang-kadang digunakan dalam arti negatif untuk mengacu pada kesombongan.
·         Sepertiga dari bintang-bintang di langit: Merupakan symbol dari perampasan kekuasaan.
·         Anak laki-laki : Menurut istilah Ibrani hal ini dimaksudkan kepada tiap-tiap keturunan walaupun sampai pada cucu-cici turun temurun, Kej 29:5; 2Sam 19:24; yang dimaksudkan ialah: murid, anak angkat, ataupun yang seiman di sebut juga “anak laki-laki”.
·         Malaikat : Malaikat dalam Alkitab menurut etimologi dan pengertian adalah pesuruh Allah, yang mengenal-Nya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan dari pada manusia. (Ensiklopedi jilid M-Z : 15).
·          Mikhael : Mikael adalah seorang malaikat yang dalam kitab-kitab pseudepigrafa dipandang sebagai pelindung dan pembela Israel. Dalam ktab Daniel, Mikael lebih menonjol sebagai penjaga umat Yahudi terhadap ancaman kekuasaan fasik dari Yunani dan Persia. Dan muncul kembali nama Mikhael dalam Wahyu 12 di mana Mikael berperang di sorga melawan naga. (Ensiklopedi jilid M-Z : 54).

2. pokok-pokok pikiran`
·         ayat 1-2: Perempuan yang sedang mengandung dan yang menderita
·         ayat 3-4: Seekor naga merah padam
·         ayat 5-6: Lahirnya seorang anak laki-laki dan pemeliharaan perempuan oleh Allah
·         ayat 7-9 : Perang bala tentara sorga dan naga.

3. kata-kata kunci
·         malaikat : Malaikat dalam Alkitab (Ibrani mal'akh, Yunani angelos) menurut etimologi dan pengertian, adalah pesuruh Allah, yg mengenal-Nya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan daripada manusia. Malaikat tentu adalah makhluk, tapi suci dan mantap, walaupun mempunyai kemauan yg bebas dan karena itu bisa terpengaruh terhadap godaan dan dosa. Terdapat banyak acuan mengenal kejatuhan beberapa malaikat, di bawah pimpinan Setan (Ayb 4:18; Mat 25:41; 2 Ptr 2:4; Why 12:9),
·         perempuan        : (Ibrani 'isysya, Yunani gune). Perempuan dan lelaki dijadikan 'dalam gambar Allah' (Kej 1:27), dan perempuan adalah 'penolong yg sepadan' bagi laki-laki (Kej 2:20). *HAWA.
·         naga      : Seekor monster apokalyptik yang disamakan dengan setan atau Seekor binatang laut mitologis yang luar biasa besarnya. Di dalam PL dinyatakan, bahwa  mewakili semua kekuatan bencana: Seekor naga yang hidup di laut dengan berbagai kepala, yang dihancurkan oleh Yahwe, waktu ~L bangkit melawanNya bersama-sama --> air pasang waktu dahulu kala (Mazm 74:13-14). Di dalam naskah-naskah Ugarit dibuktikan, bahwa bentuk itu diambil dari mitologi Fenesia. Menurut Ayub 3:8,  dilukiskan sebagai naga di langit yang menelan matahari dan bulan. Juga di dalam pikiran apokaliptik (Wahy 12:13) dan pikiran apokrif,  memperoleh suatu penceritaan mitos yang baru.
·         anak     : merupakan ungkapan metafora salah satu gelar Kristus. Sebagai "Anak Allah", Kristus memiliki sifat Ilahi. Sebagai "Anak Manusia", Ia - seperti kita - memiliki sifat manusiawi. Namun Ia tetap satu Oknum. Mzm 2:7; 8:5; Yes 9:5; Dan 7:13; Mat 3:17; Mrk 2:10; Luk 9:35; Yoh 1:14; Kis 7:56; Rm 1:3; 1 Kor 15:28; Kol 1:13; Ibr 1:2; 2 Ptr 1:17; 1 Yoh 1:7; Why 1:13; 12:5; 14:14, dll.

4. Tafsiran
·         ayat 1-2: Perempuan yang sedang mengandung dan yang menderita
“Ayat 1: Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ayat 2: Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan”.  Pada ayat pertama Yohanes  melihat satu tanda besar dilangit, kata Yunani yang dipergunakan di sini (en toi ouranoi) dapat diterjemahkan “didalam surga” tetapi dapat juga diterjemahkan dengan di langit atau di “langit” atau di “cakrawala” yang paling tepat adalah di langit atau di cakrawala karena apa yang dilihat Yohanes yakni bahwa seekor naga mau menelan seorang anak tidak mungkin dapat terjadi di dalam sorga(de Heer). Menurut Dianne  Bergant cerita mengenai wanita dan naga ini menggunakan kekayaan simbolisme mitos-mitos dari Timur kuno, sumber-sumber Yahudi dan Yunani. Banyak persamaan-persamaan yang mau diungkapkan oleh para ahli yang dapat dicocokkan dalam peristiwa-peristiwa dalam bagian ini. “Seorang wanita berselubungkan matahari” kalimat ini mempunyai arti bahwa umat Allah atau Gereja dilindungi oleh kemuliaan Allah. Yohanes melihat di cakrawala seorang perempuan yang dihiasi dengan kemuliaan besar sekeliling perempuan itu bersinar cahaya seperti terang matahari (helios). Ungkapan ini bisa saja dikutip dari Mazmur 104:2. Perempuan ini sering kali disebutkan sebagai ibu Kristus (teo tokos) atau ibu Tuhan yang melahirkan Kristus, namun perempuan ini tidak menggambarkan Maria karena yang lebih ditekankan mengenai perempuan adalah gereja atau umat Allah yang melahirkan pengharapan di dalam Yesus Kristus. Ada tafsiran lain mengatakan bahwa bulan yang dibawa kaki perempuan itu dikatakan bahwa kebijaksanaan manusia yang sama seperti bulan yang berubah setiap kali sedangkan gereja yang berpegang teguh pada firman Allah,yang tak berubah-ubah menginjak-nginjak filsafat itu dengan kakinya. Kata itu memang sangat indah tapi tidak ada bukti sama sekali untuk membuktikan maksud dari ayat tersebut.  
“Mahkota dua belas bintang di atas kepalanya” ini melambangkan kedua belas suku Israel. Dalam kejadian 37:9 dalam mimpi Yusuf matahari, bulan dan bintang-bintang muncul sebagai gambaran Israel. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Allah di dalam penglihatan yang diperlihatkan-Nya oleh Yohanes menggunakan data-data dari perjanjian lama. Pada ayat 2 digambarkan penderitaan gereja lebih tepat penderitaan geraja pada perjanjian lama. Tidaklah secara kebetulan untuk sakit beranak sama dengan teriakan kesakitan dari pihak perempuan  dalam penglihatan itu. Kata-kata ini hampir sama seperti yang dipakai dalam Yesaya 6:24 dan dalam Mikah 4:`10, diayat-ayat yang disebutkan itu yang dimaksudkan dengan sakit beranak adalah penderitaan Israel.
·         ayat 3-4: Seekor naga merah padam
Yohanes melihat bahwa anak yang akan dilahirkan itu terancam oleh bahaya yakni dari pihak seekor naga yang bertekad untuk menelan anak itu. Naga yang dilihat Yohanes adalah merah padam warna itu menyatakan kekejaman. Ketujuh kepala dan kesepuluh  tanduk menyatakan kekuatan. Yang dimaksudkan dengan naga dalam penglihatan ini adalah iblis,  pola yang dipakai untuk menggambarkan naga itu hampir seluruhnya terdapat dalam perjanjian lama seekor binatang yang banyak kepalanya ada kita temukan dalam Daniel 7:6 dan Maz 74:14  dan seekor binatang yang bertanduk sepuluh dalam Daniel7:7.  Khususnya ular yang mau menelan anak ini adalah sangat besar persamaannya dengan ular dalam Kejadian 3:15 adalah musuh perempuan dam ketururnannya. Selanjutnya ada diterangkan dalam ay 4 bahwa sang naga menyeret jatuh dari ekornya sepertiga dari bintang-bintang di langit sudah tentu inilah kutipan dari Dan 8:10 barangkali itulah orang-orang Israel yang dibunuh oleh raja Antiokhius karena mereka tidak mau menyangkal iman mereka. Beberapa penafsir masih menyebutkan satu kemungkinan bahwa bintang-bintang tersebut adalah malaikat-malaikat yang dibujuk oleh Iblis yuntuk menjadi pengikutnya.  Dalam hal ini si iblis sangat ingin merusak ciptaan Allah.  
Dalam pembahasan mengenai anti Kristus dapat dilihat bahwa orang-orang timur memahami penciptaan dalam terang pertarungan antara naga dan Allah pencipdta keteraturan. Dikuil marduk yang dipercayai penciptaan di Babel ada satu patung ular yang memancarkan cahaya merah, yang melambangkan naga kekacauan yang telah dikalahkan. Hampir dapat dipastikan dari sinilah Yohanes mendapatkan gambarannya. Naga sebagai musuh tua Allah, adalah sosok yang umum dan mengerikan dalam dunia pemikiran kuno, naga ini memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk, ini melambangkan kekuasaan yang besar, ia memiliki tujuh mahkota raja ini melambangkan kekuasaan yang lengkap atas kerajaan-kerajaan di dunia ini yang melawan kerajaan Allah. Gambaran tentang naga yang menyeret bintang-bintang di langit dengan ekornya berasal dari gambaran kitab Daniel tentang tanduk kecil yang melemparkan bintang-bintang ke bumi dan menginjak-injak mereka. Gambaran tentang naga yang menunggu untuk melawan anak itu berasal dari Yeremia yang berbicara tentang Nebukadnesar yang “Menenelan aku seperti ular naga”
·         ayat 5-6: Lahirnya seorang anak laki-laki dan pemeliharaan perempuan oleh Allah
Anak yang dilahirkkan wanita itu, ditakdirkan untuk memerintah bangsa-bangsa dengan tongkat besi. Sebagaimana dapat dilihat kutipan dari Mazmur 29, menyatakan bahwa anak itu adalah Mesias. Ketika anak itu dilahirkan di diselamatkan dari naga itu dengan jalan dirampas dan dibawah ke surga, kehadapan tahta Allah. Kata yang dipakai untuk merampas anak ini, sama dengan yang dipakai dalam satu Tesalonika 4:17 untuk menjelaskan orang-orang Kristen yang diangkat untuk menemui Tuhan. Pada ayat yang keenam dapat dibaca tentang perempuan itu yang lari kepadang gurun untuk menghindari serangan naga. Dengan pertolongan Allah ia masuk kedalam satu tempat yang disediakan baginya supaya dia dipelihara. Ada du peristiwa secara khusus ada dalam benak Yohanes, pertama pada masa Antiokhus Epifanes ketika ada ancaman hukuman mati,  bila orang menaati hukum taurat dan beribadah kepada Allah yang benar, banyak orang yang mencari keadilan dan lari kepadang gurun dan tinggal disana. Yang kedua dilihat dari kata-kata Yesus kepada para murid-muridnya mengenai akhir zaman dimana mereka melihat datanganya teror-teror terakhir, mereka harus lari ke padang gurun.
                        Gereja harus melarikan diri ke padang gurun, dan padang gurun itu sunyi. Bagi orang-orang Kristen mula-mula kehidupan itu sunyi mereka diasingkan dalam dunia kekafiran. Ada kalanya kesaksian dari orang-orang Kristen itu tidak terdengar, tetapi dalam keheningan manusiawi tetap ada penyataan ilahi.
·         ayat 7-9 perang bala tentara sorga dan naga.
Penglihatan tentang naga yang dikalahkan, yang mulanya digambarkan dengan adanya peperangan di sorga antara si naga, si ular tua yaitu si iblis dengan malaikat-malaikatnya yang jahat (ay. 9) dengan Mikhael malaikat yang terkemuka dengan malaikat-malaikatnya yang baik. Ini  membuktikan bahwa kitab wahyu mengikuti kitab Daniel dalam hal ini Daniel 10:13-11:1 tentang peperangan Mikhael sebagai malaikat pelindung Israel melawan roh-roh yang jahat dari Persia dan Yunani. Sama halnya dengan kitab Wahyu Mikhael bertindak lagi sebagai malaikat pelindung Allah, dan dibantu oleh malaikat-malaikatnya. Yang dimaksud dengan malaikat-malaikatnya adalah yang membantu Mikhael atau juga pasukan malaikat yang dikepalai oleh Mikhael. Pada ayat yang kedelapan iblis dan malaikat-malaikatnya tidak dapat bertahan sehingga mereka tidak dapat lagi tempat-tempat di sorga. Pada ayat 8 ini mengingatkan pada Daniel 2:35 tentang tradisi bahwa iblis jatuh dari langit dan dihubungkan dengan zaman Mesias yang tampak dalam ungkapan Yesus dalam Luk 10:18 dan Yoh 12:31.
 Pada ayat yang kesembilan dikatakan sekali lagi dengan jelas siapa naga itu yaitu adalah si ular tua yaitu ular yang diwaktu pelampau pada permulaan sejarah, menyesatkan orang-orang pertama. .Ada gema cerita kuno tentang perang purba. Setan mulanya adalah malaikat yang memiliki pikiran yang tidak masuk akal untuk menempatkan tahtanya lebih tinggi dari tahta Allah (2 Henokh 29:4-5) dan kemudian dilemparkan dari surga. Orang Babel memiliki cerita yang sama tentang Isthar (dewa bintang pagi), ia juga memberontak melawan Allah dan dilemparkan kebawah dari sorga. Ketika setan dilempar dari sorga maka tempat tinggalnya adalah udara ini alasannya mengapa dia kadangkala disebut sebagai penguasa udara atau angkasa (Efs 2:2).
Ada garis pemikiran yang jelas dalam perjanjian lama ketika setan digambarkan sebagai malaikat dibawah kekuasaan Allah dan bisa masuk kehadapan Allah. Untuk memahami konsep tentang setan ini, kita lebih dahulu harus memahami istilah setan. Setan berarti musuh atau lawan. Dalam perjanjian lama, setan adalah malaikat penuntut yang mengajukan tuntutan yang melawan manusia dihadapan Allah.  Jadi ia adalah lawan manusia, musuh manusia. Dengan demikian bahwa dalam perjanjian lama setan adalah malaikat pendakwa ketika seseorang yang sedang diadili oleh Allah sedangkan Mikhael adalah pembela. Tetapi dalam perjanjian baru setan menjadi iblis. Istilah Yunaninya adalah diabolos yang artinya pemfitnah. Jadi dalam perjanjian baru setan menjadi penggoda manusia dan menjai musuh Allah.
C.           Analisis teologi
          Dalam kitab Wahyu khususnya, Wahyu 12:1-9 mau menggambarkan bagaiman umat Tuhan dalam penderitaan. Penderitaan yang mereka alami dari pemerintah kaisar yang digambarkan sebagai naga merah padam, sangat membuat umat Tuhan pada waktu itu terlalu menderita. Kehidupan dalam mempertahankan keyakinan ditengah-tengah situasi pada waktu itu membuat orang Kristen berada dalam kesengsaraan. Penindasan oleh kaisar sebagai kepala kekaisaran, seolah-olah tidak menginginkan akan kehadiran dari orang-orang Kristen yang ada di tujuh jemaat.
          Penderitaan umat Tuhan pada waktu itu yang telah dilihat oleh Yohanes mendapatkan jawaban dari Tuhan, dimana Mesias yang bukan hanya menjadi pengharapan dalam perjanjian lama  , tapi sudah ada dan akan ada menjadi harapan bersama ketika jemaat dilanda dalam penderitaan. Allah yang berkuasa, yang menegakan keadilan mengadakan peperangan dengan Iblis yang dikepalai oleh Malaikat Mikhael. Ini menandakan bahwa akan ada keadilan yang akan ditegakan, dan akan mengalahkan naga yaitu kaisar. Dan jemaat akan dipulihkan.
D.           Relevansi
HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) adalah salah satu organisasi gereja yang manjadi anggota PGI. Kehidupan beragama dalam kemajemukan bangsa Indonesia merupakan peluang terjadinya hidup rukun dan damai. Ditengah-tengah kemajemukan ini gereja hadir dilamnya untuk mempukan dan memperlengkapi umat Tuhan yang ada di dalam kasih dan pengharapan akan Yesus Kristus. Demikian pula dengan jemaat HKBP yang ada ditanah jawa. Ini merupakan tugas gereja didalam mengembangkan misi kerajaan Allah, dimuka bumi ini.
          Misi gereja yang telah dijalankan oleh jemaat HKBP ternyata tidak direspon secara baik oleh pemerintah setempat yang ada di Ciketing Bekasi. Pemerintah dalam hal ini tidak melindungi gereja yang tumbuh dan berkembang. Kebebasan memilih lahan gereja dan menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai persekutuan didalam Kristus, menjadi masalah yang kini diperjuangkan oleh PGI. Kebebasan beragama yang tidak dihormati oleh pemerintah ini juga mengakibatkan terjadi penusukan kepada pendeta HKBP. Ini merupakan tantangan gereja sekarang ini dimana kebebasan beragama dan memeluk agama masing-masing masih menjadi hal yang sulit dikalaangan bangsa Indonesia.
          Pandangan terhadap kaum minoritas untuk umat Kristen yang ada di Indonesia sangat kelihatan. Dari tahun ketahun bukan hanya jemaat HKBP yang dilanda tantangan tetapi semua jemaat Tuhan yang ada di tanah Jawa dan sekitar. Pembakaran gereja dan pembokaran paksa terhadap gedung-gedung gereja, menjadi warna perkembangan gereja yang ada di Indonesia.
          Dengan masalah yang ditemui oleh gereja, perikop ini hadir untuk menguatkan, memampukan, menghibur dan memperlengkapi jemaat/umat Tuhan yang ada untuk tidak menyerah dengan situasi yang menantang gereja dalam perkembangannya. Sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk hidup dalam persatuan membela umat Tuhan yang menderita sambil berharab bahwa akan datang keadilan didalam kehidupan jemaat. Ungkapan gereja makin dibabat, makin merambat membuktikan bahwa meskipun berada dalam masalah dan tantangan tetapi gereja tidak akan lenyab dan bertumbuh dalam pengharapan dan kasih Tuhan. Tuhan akan melahirkan keadilan dan akan menolong gereja-Nya yang berseru-seru dan bertindak dalam kebenaran sesuai Firmannya.








DAFTAR PUSTAKA


·         Buku-buku

Barclay,William.Pemahaman Alkitab Setiap Hari”kitab Wahyu Kepada Yohanes Pasal 6-22”. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007.
Bergant, Dianne.Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kaninsius,2002.
Daalan, David.van H. Pedoman Ke Dalam Kitab Wahyu Yohanes. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2004.
Duyverman,M.E. Pembimbing Kedalam Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1981.
Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2006.
Fee.D.Gordon& Stuart Douglas. Hermeneutik. Jawa Timur: Gandum Mas, 2006
Groenen,C. Pengantar Kedalam Perjanjian Baru.Yogyakarta: Kaninsius,1992.
Heer,J.de Je. Wahyu Yohanes. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2008
Marxsen, Willi. Pengantar Perjanjian Baru. Jawa Timur: Gandum Mas, 2008..
Russell,D.S. Penyingkapan Ilahi.Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007.
Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta: YKBK,2008
Tenney,C.Merril. Surveri Perjanjian Baru. Jawa Timur: Gandum Mas, 2006.

·         Alkitab, Ensiklopedi, Kamus,.
Alkitab. Jakarta: LAI, 2009.
Browning,W.R.F. Kamus Alkitab. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007.
Ensikloperdi Alkitab Masa Kini A-L. Jakarta:YKBK/OMF,2007.
_________________________ M-Z. Jakarta:YKBK/OMF,2008.
Drewes,B.F. Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2010.
Soedarmo,R. Kamus Istilah Teologi. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2008.

·         Website